Mohon tunggu...
Zaiytomo
Zaiytomo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Manusia

saya hanya seorang manusia biasa yang bercita-cita menjadi manusia bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Langit

21 November 2023   03:23 Diperbarui: 21 November 2023   03:32 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismilahirohmanirohim, dengan menyebut nama allah yang maha pengasih, Alhamdulilah kita masih berdiri diatas bumi, kesempatan kali ini saya ingin membawa satu logika untuk merumuskan masalah kompleks pada diri manusia.

Manusia adalah sekumpulan tanya yang rumit untuk di tafsirkannya.

Maka mungkin kisah tentang langit bisa menggambarkan bagaiamana manusia berpandangan kehidupan.

Saya mulai dengan sebuah penjelasan yang sederhana.

langit tidak selalu tentang badai dan hujan. Terkadang, langit hanya berlalu sebagai saksi bisu dari keindahan pelangi yang datang menyapa. Begitu pula dalam kehidupan, cobaan dan kesedihan hanyalah sebagian kecil dari perjalanan panjang. Seperti senja yang selalu menyusul, kebahagiaan dan ketenangan juga pasti akan datang.

Setiap orang menghadapi awan gelap dalam hidupnya. Namun, sebagaimana awan bergerak dan membuka jalan bagi cahaya matahari, begitu juga setiap ujian membuka pintu bagi kebijaksanaan dan kekuatan baru. Keimanan adalah sumber daya yang tak terhingga, menjadi cahaya yang memandu melalui setiap gelapnya awan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin terjebak dalam kesibukan dan tuntutan yang menyerupai awan mendung. Namun, bila kita pandang dengan hati yang penuh keyakinan, kita akan menyadari bahwa di balik setiap kesulitan, ada peluang untuk tumbuh dan berkembang.

Pelangi adalah bukti bahwa setiap tetes hujan membawa berkah. Begitu juga setiap tantangan yang kita hadapi, meskipun sulit, membawa potensi perubahan positif. Setiap warna di pelangi melambangkan keberagaman pengalaman hidup. Ada warna kebahagiaan, ketenangan, keberanian, dan kasih sayang. Semua ini membentuk lukisan indah dari perjalanan hidup kita.

Sama seperti senja yang menutup hari dengan keindahan, begitu pula kehidupan ini akan mencapai akhirnya dengan kenangan-kenangan indah dan kebahagiaan yang telah kita raih. Keimanan adalah pemandu yang membimbing kita melewati setiap tahap perjalanan, mengajarkan kita untuk bersyukur atas setiap momen, baik yang pahit maupun manis.

Namun, terkadang kita lupa bahwa di antara awan dan pelangi, ada langit yang luas dan biru. Langit ini mengingatkan kita bahwa ada keindahan yang abadi di luar kesedihan dan kegembiraan sesaat. Keimanan yang kokoh adalah kunci untuk melihat langit biru di tengah pergumulan hidup.

Jadi, meski awan datang melumuti langit, percayalah bahwa itu hanyalah sementara. Keimanan adalah payung yang melindungi kita dari hujan deras kesedihan. Seiring waktu berlalu, kita akan menyadari bahwa awan-awan itu sebenarnya membawa berkah tersendiri.

Ketika pelangi muncul, kita menyadari bahwa kehidupan tidak hanya tentang melalui badai, tetapi juga tentang menemukan keindahan dalam setiap warna yang ada. Setiap warna pelangi memiliki makna dan keunikan, demikian pula setiap pengalaman hidup yang kita alami.

Sebagai penutup hari, senja mengajarkan kita untuk merelakan hari-hari yang telah berlalu. Begitu juga dalam hidup, kita perlu belajar merelakan masa lalu yang mungkin penuh dengan kegagalan dan kekecewaan. Dengan keimanan sebagai pemandu, kita dapat melepaskan beban yang berat dan melangkah maju dengan ringan hati.

Jadi, dalam perjalanan hidup yang penuh warna ini, mari renungkan bahwa awan tidak selalu membawa badai, pelangi tidak selalu datang setelah hujan, dan senja bukanlah akhir dari segalanya. Hidup ini adalah kombinasi unik dari setiap elemen, dan keimanan adalah kunci yang membuka mata kita untuk melihat keindahan di setiap langkah perjalanan.

Pada dasarnya banyak cara yang di tempuh manusia, ada yang dengan kesunyian mereka melewati badai yang gelap gulita, hanya dengan sebuah ungkapan dari tempat terendah, agar bisa menjulang ke tempat tertinggi. Menaruh harap nya untuk datang cahaya matahari di balik badai yang gelap itu.

karya: Pujang Restu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun