Mohon tunggu...
Achmad Zaironi
Achmad Zaironi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Belajar

Hidup untuk berkarya

Selanjutnya

Tutup

Money

Optimisme Warung Bo'Ya dalam Menghadapi Covid-19

31 Januari 2021   21:30 Diperbarui: 31 Januari 2021   21:32 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

              Warung Bo'Ya didirikan sekitar 6 bulan yang lalu atau tepatnya pada Bulan Juli 2020. Warung Bo'Ya ini didirikan pada saat pandemi atau yang dikenal Covid-19 sedang menyerang. Namun, walau masa pandemi Bo'Ya tetap optimis membuka warung makan sederhana tepatnya di Kelurahan Nangkaan Kabupaten Bondowoso. Kilas balik tentang pemilik warung ini, Bo'Ya ini kira-kira siapa sih?
              Nama warung Bo'Ya ini sebenarnya diambil dari pemilik warung yang bernama Suriya. Banyak orang mengenal dan memanggilnya dengan sebutan "Bo'Ya" sehingga warung makan ini diberi nama "Warung Bo'Ya". Perempuan asli keturunan Bondowoso ini merupakan seorang janda yang ditinggal oleh suaminya pada tahun 2018 silam dengan meninggalkan empat orang anak. Sebelumnya, Bo'Ya ini bekerja sebagai karyawan disalah satu warung makan yang terkenal dan besar di Kabupaten Bondowoso. Warung tersebut merupakan warung nasi pecel yang telah berdiri kurang lebih selama 20 tahun. Bo'Ya sendiri telah menjadi karyawan selama belasan tahun dirumah makan tersebut sehingga Bo'Ya telah mempunyai keahlian dalam hal meracik resep atau bumbu, memasak dan melayani makanan kepada konsumen.
              Covid-19 ternyata juga berdampak besar pada usaha warung makan dan akhirnya Bo'Ya memilih berhenti. Setelah beberapa minggu setelah behenti dari tempat bekerja, Bo'Ya memilih membuka usaha sendiri dengan menjual kue yang dijajankan ke pasar. Namun, pendapatan yang beliau terima tidak sebesar saat menjadi karyawan ditempat dulu beliau bekerja. Bo'Ya akhirnya memutuskan dan memberanikan diri membuka usaha warung makan. Usaha yang beliau buka adalah warung pecel Madiun dan nasi jagung dengan nama "Warung Bo'Ya". Warung ini  berada di Kelurahan Nangkaan Kabupaten Bondowoso dengan bentuk warung yang sederhana dan luasnya kurang lebih 3m2. Meskipun tidak terlalu luas namun warung Bo'Ya tetap terjamin kebersihannya. Warung Bo'Ya buka dari jam setengah 6 pagi hingga ba'da duhur atau menjelang ashar.
             Walaupun warung Bo'Ya dibuka pada masa pandemi, Bo'Ya tetap yakin dan optimis untuk menjalankan usahanya. Bo'Ya sendiri dalam berjualan memprioritaskan rasa dan harga yakni harga yang terjangkau dan rasa yang berkualitas. Bo'Ya benar-benar menjaga kualitas rasa dari ciri khas dari pecel Madiun sendiri. Tentu rasanya berbeda dengan pecel-pecel biasanya. Nasi jagungnya pun demikian, rasanya yang enak dan murah membuat pelanggan ketagihan dengan olahan masakan Bo'Ya. Bo'Ya mematok harga yag relatif murah yakni dimulai dari harga Rp.6000,- saja dengan pilihan lauk yang bermacam-macam. Harga tersebut termasuk harga yang murah dibandingkan dengan harga nasi pecel di warung makan lainnya. Beliau tidak terlalu mengambil untung yang banyak, karena menurut beliau tidak hanya warung beliau yang terdampak pandemi namun pendapatan masyarakat pun juga ikut terdampak.
             Pada masa awal-awal berjualan, Bo'Ya mampu menjual nasi pecel kurang lebih sebanyak 30 porsi dalam sehari. Hingga saat ini omset penjualan Bo'Ya mengalami peningkatan, karena pelanggan warung Bo'Ya semakin banyak. Penjualan nasi pecel dan nasi jagung bisa mencapai 50 porsi lebih dalam sehari. Walaupun pandemi belum berakhir, Bo' Ya tak pernah patah semangat meski penjualannya mengalami naik turun, karena baginya ada anak dan keluarga yang harus beliau hidupi dan ada pelanggan yang harus beliau layani. Beliau tidak ingin mengecewakan pelanggan yang sudah mempercayainya. Beliau tetap berjualan setiap harinya. Keyakinan dan semangat beliaulah yang membuat warung Bo'Ya semakin banyak pelanggan dan dikenal oleh banyak masyarakat.
               Apa yang bisa kita pelajari dari beliau? Perempuan yang tangguh pejuang keluarganya. Walaupun hidup sulit harus tetap berlanjut, terlebih lagi beliau menjadi kepala keluarga tentu menjadi tanggung jawab yang besar untuk beliau. Beliau terus melangkah dan berani memulai lebih dulu. Itulah yang beliau terapkan maka akan banyak hal yang dapat membantu untuk terus berjalan. Bagi pejuang keluarga yang lain, tetap semangat dan berkeyakinan bahwa lelah kalian insyaallah pahala bagi kalian. Aamiin...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun