Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bisakah Kekerasan Dihentikan?

18 Oktober 2024   10:43 Diperbarui: 18 Oktober 2024   12:13 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sulitkah kita mengendalikan kekerasan fisik dan psikis dalam kehidupan sehari-hari, terutama di sekolah yang dilakukan oleh sebagian anak kepada anak-anak yang cenderung kurang fleksibel dalam bersosialisasi?

Kekerasan terjadi bukan saja dilakukan oleh antar murid tetapi juga dilakukan oleh pemilik yayasan. Seperti yang pernah kita dengar, baru-baru ini terjadi pelecehan seksual oleh pemilik yayasan kepada 12 anak yatim yang ada di dalam yayasan tersebut. Tindak asusila yang sangat mengerikan ini membuat kita semakin bergidik melihat manusia yang mengutamakan nafsu daripada akhlak.

Peristiwa yang kerap terjadi ini didominasi oleh persoalan mental yang bermasalah. Gangguan mental yang terus menerus diturunkan dan ditularkan kepada generasi muda yang berpotensi membangun bangsa menjadi rusak dan bisa berdampak jangka panjang, meracuni kehidupan sosial menjadi tidak sehat.

Miris sekali melihat kehidupan saat ini mengatasnamakan agama tetapi justru meracuni pengikutnya menjadi sesuatu yang menghancurkan masa depannya dan tidak menutup kemungkinan mengkontaminasi mental yang sehat.

Darimana bermula persoalan dalam kekerasan ini? Apa yang melatarbelakangi seseorang melakukan kekejaman kepada orang lain? Apa yang harus dilakukan agar kita terlindung dari perkembangan zaman yang sulit dihentikan ini? Bagaimana agar tidak menjadi target kekerasan verbal dan non verbal dari lingkungan?, berikut penjelasannya.

Penyebab Kekerasan Terjadi?

Setiap orang yang memiliki orang tua tentu pernah mengalami kekerasan di dalam keluarga. Apakah ibu atau ayah bahkan saudara kita melakukan kekerasan dengan pukulan atau hinaan yang merendahkan dan merusak mental. Membuat yang mendengar jadi berkecil hati, merasa teraniaya, lelah secara fisik dan psikis. Sehari-hari metode yang diterima adalah kekerasan verbal dan non verbal, sementara "makanan batin" tidak terpenuhi.

Menurut sebagian orang bahwa kebutuhan batin hanya dibutuhkan oleh anak-anak saja. Faktanya tubuh psikis seluruh manusia membutuhkan makanan batin ini, tidak peduli berapapun usianya.

Makanan batin yang dibutuhkan sesuai dengan kepribadian masing-masing, saya pernah membahas mengenai makanan batin ini di artikel sebelumnya bahwa manusia memiliki kebutuhan pada psikisnya yaitu kebutuhan psikis seperti pelayanan, pujian atau apresiasi, dukungan, dan sentuhan.

Keenganan kita mengenali diri, tidak peduli pada orang lain dan tidak mau tahu tentang kebutuhan psikis salah satu penyebab kekerasan semakin menjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun