Namun pada praktiknya selalu keluar dari jalur yang seharusnya, istri diperlakukan seperti hanya seorang pekerja di dalam rumahnya sendiri, dan diabaikan hak-haknya hanya dituntut menjalankan kewajiban.Â
Namun tidak hanya itu ketika istri hanya dituntut menjalankan kewajibannya tentu saja ada sisi yang mati di dalam dirinya yaitu batinnya (rasa).Â
Ketika batinnya telah lemah, ia tidak sepenuh hati menjalankan rutinitasnya dan sulit untuk tesenyum kepada pasangan hidupnya, akhirnya suami menyiksa lagi dengan memukul, dan yang lebih tragis berakhir pada kematian yaitu dibunuh oleh suaminya.
Penyebab Kezaliman Terjadi
Sering kita melihat dan mendengar kezaliman terjadi dimana-mana, pembunuhan, kekerasan fisik dan verbal (KDRT), ketimpangan perhatian dan kasih sayang sehingga merusak mental dan menimbulkan penyakit pada fisik, tidak dinafkahi dan lain sebagainya. Apa yang jadi pemicu dalam hal ini?
Ego adalah penyebab utama yang menyebabkan kezaliman. Hanya karena tingginya ego mampu menciptakan kemelekatan di dalam batin mereka dan merusak banyak hal baik di diri orang lain.
Banyak sekali berita kematian istri di tangan suaminya. Seperti kasus perceraian baru-baru ini di daerah cianjur sekitar 400 orang menggugat cerai karena berbagai sebab seperti perselingkuhan, kurangnya nafkah, KDRT dan lainnya. Siapa yang dirugikan dalam hal ini? Tentu saja anak-anak mereka yang tidak mengerti apa-apa harus mengalami ketimpangan kasih sayang dari kedua orang tuanya dan merusak mental mereka karena melihat kekerasan yang kerap terjadi di dalam rumah tangga.
Siapa yang salah? Mengapa pembunuhan dan perceraian terjadi? Yaitu ego yang tinggi. Suami merasa yang mencari nafkah merasa harus selalu dihormati dan ditinggikan seolah posisi istri tidak penting dan hanya mengurus rumah dan semua kebutuhannya dan seolah mendapat alasan untuk berselingkuh, melakukan KDRT dan menelantarkan.Â
Lalu seorang istri merasa harus dibahagiakan, selalu didengarkan, diprioritaskan kerena telah melahirkan anak-anaknya, lelah mengurus rumah tangga dan mendidik anak sendirian, mendapat tekanan dari keluarga pihak pasangan dan berbagai rasa lainnya hingga mengalami ledakan emosi.
"Rasa" yang tidak terkendali akan menciptakan ego yang tinggi. Menjalankan apapun di dunia ini diperlukan kesadaran yang tinggi, bila tidak maka pikiran dan perasaan yang egosentris akan menguasai tubuh dan akhirnya melakukan tindakan yang tidak manusiawi. Tidak hanya orang lain yang kena mental tetapi diri sendiri juga mendapat kerugian yaitu dijauhi oleh orang-orang yang semula dicinta dan mencintainya, hubungan menjadi rusak dan akhirnya berpencar. Â
Mendapatkan Kebahagiaan Bersama dengan Orang yang Zalim