Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dampak Perceraian terhadap Kondisi Psikologis

14 Mei 2023   13:20 Diperbarui: 14 Mei 2023   18:21 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber. Gadis frustrasi lelah perkelahian orang tua anak dan konsep perceraian/istock.

Persepsi terhadap apa yang kita lihat dan dengar menimbulkan rasa yang sesuai dengan apa yang tersimpan di dalam pikiran, hingga merusak kedamaian hati.  

Kita sering mengalami hal sederhana tetapi bisa menimbulkan dampak yang panjang, misalnya mendapat pesan dari pasangan lalu kita abaikan sejenak karena berbagai situasi dan kondisi. Lalu pasangan marah dan memarahi kita, tidak mau bicara atau bahkan membalas perlakuan yang sama hingga menjadi mati rasa dan tidak ingin memberi pesan apapun lagi. Merasa sakit hati dan akhirnya saling menyakiti.

Hal sederhana ini bisa membuat seseorang berselingkuh, memukul pasangan, bercerai dan lain sebagainya. Semua berawal dari persepsi lalu bertindak untuk menyakiti. 

Bila pikiran dijaga dengan baik, dengan selalu berpikir positif tentunya tidak akan ada keributan atau bahkan perceraian, karena pikiran diibaratkan seperti hewan liar yang sulit dikendalikan bila ia sudah bergerak kemana-mana dan semaunya.

Siapa yang harus selalu berpikiran positif? Tentu keduanya, tidak bisa hanya sepihak saja. Rumah tangga dijalani oleh dua orang, tentunya keduanya yang harus bekerjasama, selalu berpikiran positif dan saling mendukung. 

Alangkah lelahnya bila rumah tangga dijalani dengan pikiran negatif setiap harinya, tentu rasanya seperti ingin berpisah saja dan mengganti pasangan baru, namun berganti seribu pasanganpun bila kita tidak merubah cara berpikir dan merubah sifat tentunya kejadian akan terus berulang alias selalu terjadi perpisahan.

Bila keduanya tidak lagi memiliki rasa cinta, paling tidak memikirkan apa yang akan terjadi bila anak-anaknya tumbuh tanpa kedua orang tua. 

Anak-anak yang bahagia adalah anak yang memiliki kedua orang tua di dalam setiap perkembangan yang terjadi, beda dengan anak yang tumbuh tanpa kedua orang tua di sisinya. 

Rasa sedih anak yang tidak bisa melihat orang tuanya membuat ia berkecil hati dan sulit merasa bahagia karena tidak ada lagi yang memperhatikannya, memujinya dan yang mengarahkannya.

Dampak Perceraian 

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa, seseorang yang terpaksa mengambil keputusan bercerai dengan pasangannya akan mendapatkan lagi hukum sosial dari masyarakat yang tidak mengerti dan tidak bisa bersimpati terhadap keputusan orang lain. Terutama wanita yang bercerai akan mendapat stereotip negatif dari sesama kaumnya maupun dari lawan jenisnya. Inilah ketidakadilan sikap manusia kepada orang yang berbeda pilihan dengannya. Hal ini tentu membuat seseorang yang bercerai merasa tidak nyaman, dari dalam tidak harmonis lagi dan dari luar mendapat hinaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun