Merutinkan kebiasaan baik yang dibutuhan fisik dan psikis seperti makan dan minuman yang sehat. Pandangan mata yang indah seperti melihat pepohonan hijau, mendengarkan musik relaksasi dan yang membuat hati senang, mendengarkan suara air hujan atau kicau burung, tidur yang cukup, mengecilkan masalah yang besar dan meniadakan masalah yang kecil, mudah tersenyum, mudah memaafkan dan meminta maaf, berolahraga, air putih yang cukup, mengurangi asupan kafein dan menggantinya dengan konsumsi buah-buahan.Â
Kebiasaan baik ini sudah mencetuskan hormon bahagia dari kepala kita yang tiba-tiba kita merasa bahagia seolah tanpa sebab, tubuh terasa dialiiri oleh rasa bahagia yang lama, hati terasa damai dan level energi mulai meningkat.
Apakah rasa bahagia ini bisa bertahan lama? Tentu saja iya. Rasa bahagia ini tidak bisa dibuat-buat atau berpura-pura bahagia karena rasa benar-benar dirasa oleh individunya sendiri. Bagaimana cara untuk bahagia?
 Sering melakukan pola hidup positif maka hati mudah sekali untuk bahagia dan semua manusia bisa melakukannya, pilihan ada di setiap hati manusia,bila individu cenderung mempertahankan pola hidup yang negatif tentu saja ia akan merasa sulit untuk bahagia.
Mengatasi Kejenuhan dalam Proses Pembersihan Diri dan Tanam Tuai
Apapun yang terjadi di dunia ini selalu diiringi dengan proses, ada yang cepat dan ada yang lambat sesuai dengan kadar besar kecilnya penciptaan tersebut. Semakin kecil akan semakin cepat terselesaikan demikian pula sebaliknya.Â
Namun banyak di antara kita yang tidak mampu melihat ke dalam dirinya dari apa yang telah dilakukannya dalam kehidupan, apakah itu dosa pada dirinya sendiri ataukah dosanya pada makhluk atau orang lain dan dosanya pada Allah SWT.
Kita selalu terburu-buru ingin mendapatkan hasil sehingga kita tidak tahan dengan semua proses yang harus dijalani. Kita cenderung merasa putus asa karena terlalu lama, seolah doa tidak terjabah dan kembali pada rasa putus asa dan membiarkan kehidupan berjalan lambat atau bahkan tidak ada perubahan sama sekali dan berakhir pada kerusakan dan merusak kehidupan orang lain. Lalu bagaimana agar semua proses itu bisa terlalui dengan mudah?
Mencoba untuk berani mengkritik diri sendiri secara detil, berani melihat kesalahan apa saja yang sudah dilakukan karena telah terjadi hukum sebab akibat di dalam kehidupan pribadi.Â
Seberapa besar kesalahan itu dan seberapa sering dilakukan di kehidupan yang lalu, disadari dosanya dan meminta maaf kepada orang yang disakiti dan meminta maaf kepada diri sendiri, juga memaafkan orang lain yang menyakiti. Lalukan setulus mungkin agar ikatan karma tersebut semakin melemah.
Mengapa setelah meminta maaf kehidupan masih belum ada perubahan? Karena orang yang disakiti belum memaafkan dari hatinya atau kita belum memaafkan orang yang menyakiti kita sehingga ada perasaan benci dan dendam yang merupakan energi negatif yang terkumpul sekian banyak dan lama.Â