Mengapa Kerap Terjadi Komentar Negatif Pada Orang Lain?
Seringnya kita melihat pemberitaan mengenai hujatan yang datang dari orang sekitar. Orang yang berbahagia dengan kehidupannya tidak akan menyikut dan menghina kehidupan orang lain apalagi yang sedang kesusahan dengan persoalannya. Ia akan sibuk menikmati kebahagiaannya sendiri daripada fokus pada kesulitan hidup orang lain dan justru malah mencercanya sepuas hati.
Rasa tidak bahagia ini bisa melebar hingga menciptakan rasa iri dan dengki dengan kehidupan individu yang lainnya, menurunkan semangat atau berputus asa, menyiksa diri sendiri dan orang lain dan sebagainya.
Menurut Betrand Russell seorang filsuf dan peraih Nobel Sastra bahwa kedengkian ini dialami oleh individu yang tidak bahagia kepada seseorang yang cenderung mengalami kehidupan yang bahagia dan di atas rata-rata. Apakah itu dari segi fisik, materi, pertemanan, persaudaraan dan lainnya, namun kita tidak menyadari bahwa menghujat adalah indikasi bahwa kita sedang tidak bahagia.
Keluar Dari Rasa Tidak Bahagia di dalam Hati Sendiri
Kebahagiaan tidak dapat diukur oleh apapun, materi hanyalah pengantar seseorang menuju kebahagiaan. Kebahagiaan dapat diakses melalui banyak hal diantaranya adalah tersenyum dengan tulus dan mendapatkan senyum dari orang lain, tidak menyikut orang lain, karena kehidupan ini seperti boomerang dan burung merpati yang akan kembali lagi kepada yang melepaskannya. Mengenang masa indah, menciptakan hal yang bermanfaat dengan membahagiakan orang lain, menghidupkan suasana dengan hal yang positif.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa energi positif di diri seseorang terlihat dari cara ia menyikapi orang lain dan aktivitas positif dalam kehidupannya.
Demikian pula energi negatif seseorang terlihat dari hal-hal negatif yang ia lakukan dalam kesehariannya, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain.
Lebih fokus pada diri sendiri dalam hal kekurangan dan menata kembali apa yang pernah hilang dari diri sendiri, karena sejatinya setiap manusia memiliki kebaikan di dalam dirinya hanya saja terlupakan karena arus kehidupan yang menyeretnya pada hal-hal yang tidak berguna.
Mencoba untuk berdialog dengan diri, apa saja yang diingikan dan mencoba menciptakan keinginan-keinginan positif tersebut terealisasi dalam kehidupan.
Ketika seseorang sibuk ke dalam dirinya, tentunya banyak yang akan terjadi di dalam dirinya sendiri dan perubahan-perubahan positif akan ia dapatkan. Ia tidak lagi merasa bahagia dengan menghujat orang lain, ia akan sangat bahagia melihat orang lain bahagia dan ia akan bersedih ketika melihat orang lain bersedih.