Ketika dicampakan kita berpikiran positif maka proses loncatan dalam atmosfer kehidupan tidak terlalu lama hingga tiba-tiba kita dapat mencapai level sepuluh, namun ketika kita menyikapi kejadian dari pikiran negatif tentunya kita tidak akan beranjak dari level yang ada.
Haruskah membenci orang atau keadaan?, padahal sebenarnya mereka menolong kita untuk keluar dari zona nyaman saat itu menuju ke level yang kita inginkan sesuai apa yang kita pikirkan.Â
Apa jadinya ketika mereka tidak menggunjing dan menghina kita, tentu kita akan tetap berada di sana dan tidak pernah menuju pada apa yang diinginkan.Â
Ketika kita menginginkan menjadi sosok yang independent atau seseorang yang bermanfaat untuk orang banyak sangat kuat, tentunya kita keluar sebagai pemimpin tapi kita berada di bawah kendali orang lain, kapan terwujudnya keinginan itu hehehe.
Apa yang terjadi selalu membawa berkah dan kebaikan bila kita bisa melihat dari sisi positif dan dapat terjadi sebaliknya.Â
Kita akan terlihat sebagai pembangkang dan pembantah ketika kita tidak sama dengannya secara pola pikir namun di dalam diri masing-masing tentu sedang terjadi proses yang hanya kita masing-masing yang mengetahuinya.Â
Pergulatan tersebut terjadi di dalam diri setiap manusia berasal dari energinya sendiri yaitu adanya energi negatif dan positif yang sedang berusaha saling mengalahkan dan akan keluar sebagai pemenang dan akan tampak dari sikap dan perilakunya, sikap positif itulah energi positif dan sikap negatif itulah energinya.
Bola ping pong itu dipukul supaya berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan terjadi pergerakan. Demikian pula fenomena dalam kehidupan, manusia dipukul dengan berbagai peristiwa agar beranjak dari zona nyaman dan menemukan hakikat dirinya sendiri, bertemu dengan keinginannya.Â
Seperti inilah cara alam semesta berbicara kepada kita, sesuai dengan Bahasa energi yang kita gumamkan padanya melalui bisikan hati dan pola pikiran kepadanya.Â
Kita tidak menyadari bahwa kita sedang berbicara dengan alam semesta ini dan cenderung mengabaikan jawaban darinya atas keinginan kita agar alam semesta ikut campur dalam perubahan-perubahan hidup kita, yang ada kita hanya menyalahkan pihak lain atas ketidaknyamanan yang kita rasakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H