Siapa yang tidak ingin melihat orang terdekatnya, seperti keluarga, sahabat, dan kerabat yang sedang susah hati menjadi ceria dan semangat kembali menjalani hidupnya.Â
Membuat mereka melupakan semua yang sedang dirasakannya, namun apa yang dirasakannya secara langsung berbeda dengan yang kita rasakan. Manusia akan bertemu dengan proses alamiah emosi dalam dirinya baik itu positif ataupun negatif.
Setiap manusia pasti mengalami loncatan emosi yang berpindah-pindah sesuai dengan peristiwa yang sedang terjadi dan hasrat ingin melewatinya dengan proses yang bertahap tentunya.Â
Adapun upaya kita mengubah kesedihan dan keputusasaan tidak semudah berkata-kata dan hanya memberikan kalimat positif kepada mereka atau diri sendiri.Â
Kalimat positif tersebut dapat berubah menjadi toxic positivity yaitu menolak pikiran negatif dan selalu berpikiran positif serta memaksakannya justru dapat memperbesar pikiran negatif.
Emosi negatif terkadang diperlukan untuk tingkat kewaspadaan terhadap sesuatu dan sebagai warning dan melindungi diri, namun tidak diperbesar, dengan cara menyeimbangkannya dengan pikiran positif.Â
Tidak menghilangkan pikiran negatif secara total agar terjadi keseimbangan antara otak kiri dan kanannya. Peningkatan level emosi negatif menjadi emosi positif dibutuhkan beberapa kondisi, pola pelepasan dan pemahaman agar menemukan solusi, berikut penjelasannya:
Peningkatan Level Emosi
Emosi terdiri dari emosi positif dan negatif, terjadi di dalam otak besar (cerebrum) bagian kanan. Saat manusia mengalami peristiwa yang menyedihkan, ketakutan, kematian dalam keluarga, perselingkuhan, siksaan fisik dan psikis, pelecehan, dll, semuanya tersimpan di otak bagian kanan sebagai memori.Â