Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Efektif Menolak Pembenci

3 Mei 2021   18:45 Diperbarui: 3 Mei 2021   18:48 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber. hater/flickr

Omongan tetangga? Siapa takut hehee, selagi tidak berbuat kenapa harus takut. Demikian jawaban saya kepada sahabat saya yang sering menjadi korban gosip. Dan saya katakan padanya tidak perlu ditanggapi, semakin ditanggapi semakin melebar dan membuat mereka bahagia.

Omongan negatif selalu berasal dari orang-orang yang berpikiran negatif bahkan cenderung mengarah kepada toxic. Toxic people itu selalu memberi warna hitam disetiap warna cerah dalam kehidupan orang lain. Namanya juga toxic people untuk apa didekati apa lagi ditanggapi.

Menurut teori Wert dan Salovey, gosip adalah percakapan evaluatif yang bersifat informal mengenai suatu permasalahan seseorang atau kelompok dan terjadi dibelakangnya. Gosip selalu berisi hal yang negatif dan cerita omong kosong dari pihak satu dan ditujukan kepada pihak lainnya. Dalam rangka menjatuhkan dan memojokan pihak lain sebagai orang yang tidak baik.

Individu yang dianggap sering bergosip dipandang memiliki kekuatan sosial yang lebih rendah, kurang disukai, dan gosip selalu berisi pertukaran informasi negatif. Bisik-bisik tetangga atau teman ini sebenarnya tidak mengakibatkan persoalan khusus kepada yang digosipkan karena hanya bersifat penilaian subjektif saja. Penilaian subjektif ini tidak berdasarkan bukti atau hanya lebih bersifat perasaan sendiri.

Tidak ada manfaat sama sekali dalam bergosip, hanya menimbulkan fitnah dan mengembangkan kejahatan. Terkadang teman bicara dalam bergosip tersebut lupa bahwa ketika si A menceritakan si B kepada si C, maka si C ini akan menjadi korban berikutnya. Mereka akan terus mencari dan menemukan kekurangan orang lain tanpa bisa melihat kekurangannya sendiri sebagai bahan obrolan harian.

Ada kutipan kalimat berikut:

"Tidak perlu menjelaskan dirimu kepada siapapun karena yang membencimu tidak mempercayainya dan yang menyukaimu tidak perlu itu" (Ali bin Abi Thalib). Kalimat ini sangat menjelaskan bahwa perbuatan yang sia-sia adalah mengkonfirmasi sesuatu yang tidak pernah ada kepada para pembenci. Pembenci ya pembenci, mereka tidak akan mampu merubah pola pikirnya tentang orang lain.

Sebenarnya mereka itu sudah sangat tersiksa dengan kebenciannya kepada orang lain. Dengan membuang waktunya mengurusi hidup orang lain. Mereka merasa nyaman dengan kebiasaan buruk tersebut dan mungkin itu malah energi bagi mereka untuk mengisi hidup mereka yang kosong tanpa aktifitas positif dengan bergosip kesana kemari.

Daripada memikirkan mereka yang akhirnya hidup kita juga ikut terhenti dan tidak bermanfaat, lebih baik merubah hidup yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Menata kehidupan lebih bermakna untuk diri sendiri dan keluarga. Melakukan aksi lebih baik daripada hanya menunggu mereka berpikiran positif tentang kita, dan entah sampai kapan.

Temukan Potensi Diri

Cara terbaik membalaskan sakit hati dengan bukti kemajuan yang signifikan. Orang yang hobi gosip hidupnya tidak pernah maju, jalan ditempat dan selalu kasak kusuk dengan persoalan orang lain sehingga mereka lupa membenahi diri,orang yang bergerak maju akan meninggalkan hal yang lama. Jadikan kelengahan mereka itu dengan mengejar kemajuan diri sendiri.

Biarkan mereka sibuk dengan diri kita tapi kita sibuk dengan diri sendiri. Mulailah menggali potensi diri dengan mengenali tipe kecerdasan apa yang terdapat pada diri kita. Kembangkan dan praktekan.

Setelah kita mulai mengembangkan potensi, hidup akan semakin berwarna sehingga hal sepele yang mereka lakukan tak terasa apapun. Potensi di diri sendiri banyak macamnya, mungkin bisa menciptakan resep baru, melukis batik, membuka khursus online, mengajar animasi, menulis novel, dll. Kecerdasan majemuk ini pernah saya ulas pada artikel sebelumnya.

Potensi diri ini harus dikenali agar dapat bertahan, karena bila tidak, kita akan cenderung meninggalkannya begitu saja. Sebagai contoh orang yang memiliki kecerdasan kinestetik tapi menjalankan kegiatan orang auditori maka tidak akan bertahan lama karena bukan tipenya. Setelah kecerdasan tersebut dikenali maka kita dapat menggali potensi terpendam yang ada di dalam diri kita.

Jadikan Kebencian Mereka Sebagai Motivasi

Kebencian bila dipikirkan tidak membawa hasil apapun, bagi siapapun. Baik yang membenci maupun yang dibenci. Kebencian bersifat membakar orang yang membenci.

kebencian itu sendiri merupakan tenaga bagi yang dibenci. Kebencian ini mampu mendorong orang yang dibenci tersebut untuk lebih kuat dan bertahan dalam hidup, apalagi bila dibumbui dengan motivasi akan lebih kuat mengikat kesuksesan datang kepadanya. Terkadang para pembenci lupa, sebenarnya kebencian mereka telah mengangkat orang lain menjadi lebih sukses.

Bagaimana caranya?, Isi dengan target, pembenci masih jalan ditempat, sedangkan kita berlari menuju target hidup. Jadikan ketidaksukaan mereka menjadi motivasi hidup. Buat target pencapaian dalam jangka pendek dan panjang. Buat catatan khusus apa saja target hidup yang ingin diraih.

"pekerjaan paling menyenangkan di dunia adalah hobi yang dibayar" (Ridwan Kamil). Mereka bergosip tidak dibayar hanya memuaskan hati mereka saja, namun yang digosipi buat sebaliknya, melakukan hobi tapi dibayar seperti yang disebutkan bpk.Ridwan Kamil. Tentu lebih bermanfaat daripada hanya sekedar berkumpul ngomongin orang secara gratisan, bayarannya Cuma dosa dan permusuhan.

Lakukan Hal Sebaliknya

"berbahagialah orang yang dapat menjadi tuan bagi dirinya, menjadi pemandu untuk nafsunya dan menjadi kapten untuk bahtera hidupnya" (Ali bin Abi Thalib). Kutipan kalimat ini mengingatkan kita bahwa betapa berkuasanya kita terhadap tubuh dan pikiran kita sendiri. Orang yang rela hidupnya dikendalikan oleh omongan orang lain ibarat kapal yang tidak memiliki nahkoda, terombang-ambing oleh ombak dan karam.

Lakukan hal sebaliknya dari yang dilakukan para pembenci tersebut. Bila mereka senang berkumpul dan bergosip maka kita membuat sesuatu yang bermanfaat sesuai hobi positif dan menghasilkan seperti menjual hasil lukisan, menulis dan mengirimkannya keredaksi atau menerbitkan buku, mengajarkan ilmu yang bermanfaat dengan sistem pembelajaran online berbayar, mengikuti ta'lim yang bersifat menambah ilmu tentang perempuan, dll.

Negatif lawan positif, tentu para pembenci itu akan berhenti dan merasa malu dengan kegiatannya sendiri. Dan akhirnya dapat menghentikan mereka dari perbuatan yang sia-sia tersebut. omongan tetangga dan orang lain itu sama sekali tidak menimbulkan efek apapun ketika yang dibenci sudah terbang tinggi. Membalas kebencian hanya dengan kebaikan dan tidak akan menciderai siapapun.

***

Artikel terkait: Toxic People Menular dan Berbahaya (by. Zairiyah Kaoy,CH,CHt)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun