Ada 2 tujuan dan manfaat utama dari redenominasi di Indonesia
- Untuk melakukan kredibilitas dan kesetaraan mata uang
Secara nominal nilai tuka mata uang rupiah terhadap dolar itu cukup jauh, pada saat ini nilai tukarnya mencapai 16.000 dibanding dengan Negara-negara di Asean, seperti tetangga kita Malaysia cuman 4,27 ringgit, dan 31,1 bath thailan.
Dengan melakukan redeominasi bisa memberikan kesan kalau nilai tukar rupiah sejajar dengan mata uang Negara lain sepeti Malaysia dan thailan. Hal ini positif kalau dilihat dari segi kacar mata sikologis market dan perdagangan , contohnya di Negara turkey, sebelum redenominasi 1 USD itu setara dengan 1,8 juta lira, setelah redenominasi 1 USD itu setara dengan 1,8 lira, ini bisa membuat mata uang lira bisa di sejajarkan dengan mata uang lainnya dan tentu juga hal tersebut juga bisa ningkatin kredibilitas dan daya saing mata uang lira di perdagangan internasional .
Pecahan uang 100.000 itu adalah pecahan terbesar ke 2 di Asean setelah pecahan 500.000 dong vietnam. Di Indonesia pecahan 100.000 itu daya belinya sangat kecil, mungkin hanya cukup membeli beberapa kali makan saja dibandingkan dengan 100.000 dolar singapura cukup untuk biaya makan setahun penuh.
- Efisiensi pencatatan, baik dalam akuntasi/kegiatan sehari-hari
Redenominasi berdampak untuk menyederhanakan catatan dalam akuntansi mapun dalam perhitungan sehari-hari. Kalau dipikir-pikir 3 angka terakhir dalam nominal rupiah itu mungkin gak terpakai sama sekali  cuman memanjangkan tulisan saja. Dengan memangkas 3 angka terakhir dalam nominal Rupiah, semua pencatatan akan jauh lebih sederhana dan juga bisa meminimalisir kesalahan dalam pencatatan.
Namun dibalik manfaat tersebut redenominasi mempunyai konsekuensinya, kalau konsekuensi ini tidak dimitigasi dengan baik maka berdampak buruk pada kondisi prekonomian di Indonesia. konsekuensinya ialah sebagai berikut:
- Pembulatan harga yang berlebihan yang berujung pada inflasi tinggi
Salah satu pernah terjadi yaitu money illusion, ini terjadi ketika kita hanya melihat angka pada uang saja, tidak pada daya beli uang itu sendiri. Saat ini mungkin kita menganggap membeli makan sebesar 20.000 itu biasa banget dan kita udah terbiasa sama uang puluhan ribu buat biaya makan, ketika redenominasi uang 25.000 berubah menjadi 25 rupiah, disini letak ilusinya, jadi kita melihat uang 25 rupiah itu kecil banget dan tidak berharga, padahal daya beli 25 rupiah itusetara dengan 25.000 rupiah. Karena hal ini kita akan cuek dan menggap remeh kalau makanan kita harganya naik menjadi 30 rupiah karena cuman 5 rupiah saja , padahal kenaikan itu setara dengan 5.000 rupiah. Kalau ilusi ini terjadi dalam skala besar  tentu saja ini akan manikkan angka inflasi.
- Pengeluaran biaya yang besar oleh pemerintah dari sosialisai sampak implementasi
Indonesia adalah Negara yang sangat luas, ada yang tinggal di kota ada juga yang tinggal di desa, ada yang sudah terfasilitasi dengan gedget dan internet tapi ada juga yang belum dijangkau dengan jaringan internet, bahkan ada juga belum ada listrik. Secara dalam pendikdikan berbeda-beda, ada yang menmepuh pendidikan tinggi ada yang rendah.
Pemerintah mempunyai tugas untuk mengawal proses redenominasi, melakukan sosialisasi ke seluruh masyarakat Indonesia yang tersebar di berbagai pulau, latar belakangdan kondisi yang berbeda-beda. Pemberlakuan redenominasi ini membutuhkan partisipasi seluruh masyarakat sebagai pelaku ekonomi.
Proses sosialisasi ini tidak sesederhana memangkas 3 angka nol aja, karena  buat merealisasikannya itu butuh waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit. Disisi lain pemerintah perlu menggelontorkan banyak uang buat kegiatan inplementasi redenominasi, contohnya terkait kebutuhan untuk mencetak uang baru, sosialisasi, belum lagi diperluin adanya Adendum dari berbagai perjanjian legal yang nyebutin nominal uang dan lain-lain. Redenominasi juga mengubah semua pencatatan uang digital dan aset digital, didalamnya termasuk bank, saham, dan semua insturmen lain yang berkaitan sama dengan pencatatan keuangan.
Dengan melihat konsekuensi yang ada redenominasi itu jelas tidak bisa dilakukan sembarangan, butuh kesiapan, persiapan dan rencana yag matang sebelum akhirnya mutusin untuk melakukan redenominasi. Kondisi ekonomi Negara juga harus dalam kondisi mendukung supaya redenominasinya bisa berjalan lancar. Kondisi mendukung itu bisa di lihat dari :