Dalam Performa sosok pemimpin, beliau berhasil menyuguhkan prototipe pemimpin yang melayani, mendengar, rendah hati dan menyejukan, dan ini yang telah ditampilkan TGB selama menjalankan misi politiknya itu.
Dalam pidatonya pak Hari Tanoe kemarin saat melantik TGB menjadi ketua Harian Partai PERINDO, ada kalimat yang diulang-ulang oleh beliau dan itu menandakan dari sisi itulah Hari Tanoe cocok dengan TGB, yaitu kalimat Ulama Nasionalis.
Memang  Al Azhar telah menerpa seorang TGB menjadi ulama (yang menguasai nilai-nilai alquran dan al hadits) yang juga mengedepankan maslahat nasionalisme / National state atau pemahaman "Hubbulwathon minal iman" mencintai negara adalah bagian dari keimanan kita.Â
Kecintaan dan praktek penguatan faham cinta maslahat tanah air ini yang juga dicontohkan oleh Lembaga dakwah dunia Al Azhar dalam mengawal peradaban zaman ini.Â
Dan bisa kita lihat, berobah-robahnya dinasti dan kepemimpinnan politik, tapi Al Azhar sudah Seribu Tahun lebih, masih kokoh bertengker misi dakwah dan pendidikannya, hal ini karna Al Azhar sangat mampu berkolaborasi dengan siapapun pemimpin yang berkuasa, tidak sebaliknya.
Saya melihat, puncak karir politik TGB hari kemarin ini merupakan momen sejarah yang baik, bukan hanya bagi beliau secara pribadi yang siap berkhidmah dalam ruang public dan ruang perkhidmatan politik praktis, tapi juga bagi penguatan praktek "ta'zizul wasathy " penguatan faham moderasi beragama di Indonesia.Â
Banyak mutiara indah yang Allah titipkan dalam sosok TGB untuk melengkapi Bhineka Tunggal Ika, memperkuat NKRI dalam menjaga UUD45 dan Pancasila. Beliau adalah NARATOR PERSATUAN INDONESIA.
Selamat Tuan Guru, Â Abuss iedak....
Jatiwaringin, 7822
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H