BISNIS MASISIR
Oleh : Zainurrofieq
Diantara mutiara MASISIR (Mahasiswa Mesir) yang terungkap ke ruang publik dengan meledaknya maha karya Novel  "Ayat Ayat Cinta" punyanya Kang Abik ( Habiburrohman El Shirazy, tokoh Alumni Alazhar) adalah bahwa Mahasiswa Indonesia di Mesir sudah mengenal jiwa entrepreneurship dengan produksi dan berjualan tempe.
Fenomena kesadaran berbsnis sejak mahasiswa di Cairo memang banyak selain berjualan dan produksi Tempe, banyak bidang lain yang sudah menjamur dan tercatat dalam sejarah kemahasiswaan, seperti membawa bermacam produk Mesir ke Saudi Arabia saat ibadah umroh dan Haji, atau saat berliburan ke Eropa misalkan, termasuk menjadi penerjemah, penyiar dan pewarta. Banyak modelnya.
Yang menarik dalam Kongkow Keluarga Paguyuban Masyarakat Jabar di Mesir kemaren, (akhir Agustus 2021 di Pasanggrahan Kairo) ada pertanyaan yang menggelitik kepada saya ketika sedikit menguraikan suasana MASISIR dulu dan sekarang, "Adakah teori atau trik untuk peta potensi pengabdian bisnis kita sebagai alumni yang akan segera pulang mengabdikan ilmunya?".
Sontak untuk menjawabnya saya teringat pada bukunya Robert T Kiosaki tentang teori Quadrant kanannya dalm buku The Cashflow  Quadrant.
Teori ini sangat simpel dan layak dijadikan acuan peta potensi bisnis.  Kiosaki membuat 4 bagian atau tangga-tangga kesejahteraan manusia  yaitu E-S-B-I (Employe / karyawan, Self Employee / Profesi, Businis Owner / Pemilik Usaha, dan kemudian Investor / Penanam saham.
Dari gambar empat posisi ini jelas yang diharapkan adalah  posisi kanan yaitu B dan I. Posisi ini adalah Business Owner dan Investor yang kemudian diposisikan sebagai orang-orang yang bebas finansial alias masuk di titik ideal.