Takutlah kita dimurka Allah hanya karena kita tidak memiliki kepedulian antar sesama dan empati bagi orang-orang yang disekelilingkita yang seolah tidak seberuntung kita.
Maka ternyata tauhid lillah menembus relung sosial yang besar.
2. Konsep Qurani
Pilar kedua dari ketaqwaan menurut Imam Ali adalah mengamalkan konsep yang diturunkan Allah SWT("al amal bi ttanzil").
Yaitu berani totalitas dan menjalankan syariat dan nilai-nilai Allah yang dibuat di lauhilmahfudz namun pernah terpraktekkan dalam lingkup peradabam manusia yaitu dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad adalah bukti kongkrit bahwa konsep-konsep Allah itu bisa diterjemahkan dalam peradaban kemanusiaan dan telah terbukti berhasil mendamaikan, menyejahterkan dan memajukan.
Bukankah Rasulullah telah menjamin dalam haditsnya yang dikatakan beliau dengan lantang : " Aku tinggalkan dua hal yang sesekali engkau tidak akan sesat jika engkau memegangnya, ia adalah Kitab Allah (Al Quran) dan Sunnah Rosulnya (Hadits )".
Menurut Imam ali bahwa konsep taqwa adalah menjalankan konsep nilai yang diturunkan Allah lewat Malaikat Jibril kepada Rasululllah SAW yang kemudian oleh Rasulullah di ajarkan dan diperaktekkan dakam peradaban manusia, dan berhasil sukses.
 Pemaknaan dari konsep ini secara aplikatif dan lebih rill dalam kehidupan kita berbangsa bernegara dan bermasyarakat adalah, bahwa dengan penuh kesyukuran para founding fatherkita di negara ini telah dengan arif dan bijaksana memasukan ruh konsep-konsep qurani itu dalam dasarnegara dan landasan negara kita.
Sehingga kita bisa memastikan tidak ada pertentangan antara konsep-konsep Islam dengan konsep-konsep kenegaraan kita,
Ketika kita menjalankan 4pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, Undang undang Dasar 45, Bhinega tunggal ika dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah merupakan manifestasi dari kesyukuran kita yang diimplementasikan dalam sikap kenegarawanan kita.