Suasana keharmonisan inilah yang menjadi modal besar bangsa saat ini dalam menuntaskan masalah dan pembangunannya.
Masalah bangsa saat ini adalah perlu kuatnya kebersamaan dalam menanggulangi pandemi covid-19 yang belum berujung, disamping emosi keummatan (kalangan Islam) dengan gonjang ganjing kasus HRS dan "tragedi km50"nya.
Namun tentunya sebesar apapun tantangannya, jika sudah masuk wilayah keharmonisan (jalan kedamaian) adalah sudah separohnya terselesaikan.
TGB pernah berhujjah bahwa Kita sempat mendapatkan pelajaran penting dari kasus perjanjian Hudaibiyyah zaman Rasulullah SAW. Dimana para sahabat menolak berdamai dengan Kaum Kuffar Quraish yang melarang masuk Masjid untuk ber Umroh dengan ditanda tanganinya perjanjian damai tanpa sengketa.
Rasulullah mengambil kendali dengan menyatakan kalimat "Islam akan lebih menyebar dalam suasana kedamaian". Â Kita ketahui saat itu mayoritas sahabat lebih cenderung ingin konfrontatif melawannya dengan seruan jihad fisabilillah, tapi strategi brilian Rasulullah mengarahkannya untuk mengalah dan kembali berpulang ke Madinah. Dan apa yang terjadi? Â Benar ternyata seperti pernah dikutip Malik Bennabi bahwa Islam lebih menyebar dalam suasana harmoni, ada kedamaian, bukan dalam heroik kebencian dan persengketaaan. Dan hasilnya? taklama kemudian "Futtuh Makkah" terjadi.
 Inilah perjalanan penting yang harus diketahui dan diamalkan oleh kita bahwa dalam suasana harmonis, serba damai, pembangunan dan penyebaran agama akan baik dan menjadi rahmat bagi semesta.
Terimakasih TGB, kami rindu ijtihad-ijtihad lanjutannya dalam memoles NKRI menjadi baldatun toyyibatun warobbun ghofur, Amien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H