1. Belum ada transparansi masalah dana haji, yang semula diharapkan setiap triwulan atau setiap akhir tahun, dan terjelaskan kepada pemilik dana diinvestasikan dimana saja dan berapa rincian hasilnya, bahkan malah ada rumor di investasikan di bursa saham yang saat ini sedang rontok?
2. Ada masalah fiqih yang serius ketika dana haji masuk wilayah subsidi silang, yang padahal subsidi itu dari pemanfaatan dana dari penyetor dana yang lainnya yang belum berangkat, apa boleh?
3. Makna "Istitoah" jamaah haji kita dipertanyakan karna biayanya hasil subsidi jamaah lain menyangkut masalah akad dan keridloan yang mensubsidi dan yang tersubsidi.
4. Dalam urusan dana haji ini seolah masuk pada istilah masalah hal yang "syar'ie", diputuskan secara politis.
5. Gonjang ganjing masalah dana haji ini, mesti akan bermuara pada penaikan dana haji, masalahnya sekuat apa kesadaran masyarakat akan pentingnya dituntaskan masalah ini, belum lagi masuk istilah ketidak populeran kebijakan pemerintah ketika menjalankannya dengan benar.
6. Masalah klasik dengan istilah "mafia perumahan" apakah masih tetap akan menjadi pengganjal kita tidak seperti Negara-negara lain yang sudah punya gedung sendiri dan permanen atau sewa guna puluhan tahun tidak setiap tahun dipusingkan dengan transaksi adu harga?
7. Peluang investasi dana haji dialokasikan pada bisnis perhotelan dan jasa di Makkah Jeddah dan madinah adalah salah satu solusi untuk lebih mengamankan dana investasinya.
Inilah sementara 7 poin yang bisa saya rangkum dari obrolan kawan kawan alumni berkaitan dengan diskusi dana haji yang saat ini mulai meluas pasca pengumuman pak mentri mentiadakan keberangkatan haji tahun ini (2020).
Ketaatan pada pemerintah adalah harus, tapi pembenahan semua lini ke arah yang lebih baik dan lebih berkah tentunya pun akan menjadi gayung bersambut bagi pemerintah jika tersampaikan dengan baik dan spirit kebersamaan.
Untuk kawan-kawan mahasiswa yang dulu bersama-sama demo di Jeddah, terutama juga kepada Al Muallim, Al Kirom, Ustad Abdul Somad (UAS) dan kawan-kawan lainnya mari bantu bangsa ini untuk tetap terjaga dalam keberkahannya tuk tetap menjadi negeri zamrud khatulistiwa yang "baldatun toyyibatun warobbun ghofur". Takbiiir....
Tasikmalaya, 200620