Dalam sistem yang diajarkan oleh Islam, bahwa ummatnya haruslah berIslam secara kaffah (sempurna). Aspek-aspek dalam kehidupan harus didasarkan oleh Islam. Salah satu aspek penting yang diterapkan adalah masalah ekonomi. Dalam al-Qur'an ayat-ayat yang mengatur masalah prekonomian ada sekitar 70 ayat. Hal ini menunjukkan pembangunan ekonomi merupakan kegiatan yang vital bagi kehidupan umat Islam.
Namun kenyataannya negara-negara dengan mayoritas berpenduduk muslim tidak begitu sejahtera dalam prekonomian jika dibandingkan dengan negara-negara dengan konsep kapitalis. Dimana pendapatan perkepala terbesar didominasi oleh negara-negara seperti AS, Swiss, Jepang dan lain-lain. Sementara negara-negara yang penduduknya muslim seperti Pakistan, Aljazair, Mesir hingga Indoesia memiliki rata-rata pendapatan sangat rendah bahkan menunjukkan dibawah $ 5000 pertahun jauh dibawah AS dan Swiss yang diatas $ 30.000 pertahun.
1. Perekonomian yang Baru Dimulai di Negara Muslim
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa negara-negara Islam terlebih di Asia dan Afrika adalah bekas jajahan dari negara-negara barat. Negara-negara muslim secara fisik berhasil membebaskan dirinya dari penjajahan dan kolonialisme barat pada pertengahan abad ke-20. Selama penjajahan otomatis negara terjajah tidak bisa menerapkan segala potensi yang dimiliki, apalagi untuk menerapkan sistem prekonomian mereka sendiri karena mereka sedang terdekte.
Negara barat sebagai pihak penjajah sudah berabad-abad lebih dulu mengekplorasi kemampuan ekonomi mereka dibanding negara muslim. Sedangkan negara muslim masih kurang satu abad untuk mereka menciptakan ekonomi sendiri. Sehingga tidak heran para ahli barat yang dipengaruhi teori moderniasai Max Webber berpendapat bahwa dunia Islam identik dengan kemunduran, keterbelakangan dan kemiskinan.
Kondisi disebagian negara muslim memang benar demikian tapi ini disebabkan oleh penjajahan yang dilakukan oleh negara barat sendiri sehingga mereka belum mampu keluar dalam masalah ekonomi tersebut.
2. Melupakan Potensi dan Terlalu Berfokus Pada Industri
Mungutip data yang dikeluarkan Organisasi Buruh Dunia (ILO) bahwa tingkat pengangguran dinegara anggota OKI naik dari 7,6% menjadi 8,8% antara tahun 2000-2012, sementara rata-rata tingkat pengangguran dunia berada pada kisaran 7%. Menurut Umar Chapra mayoritas penduduk negara berkembang hidup didesa, kesejahteraan mereka tidak akan terjamin tanpa adanya pembangunan pedesaan dan pertanian.
Sehingga tidak perlu sebuah negara harus berbasis pada industri, dan inilah yang sering dipaksakan oleh negara-negara berkembang termasuk negara-negara Islam. Jika kesejahteraan manusia yang ingin dicapai, maka hubungan timbal balik akan saling membantu antara industri dan pertanian.
3. Sistem Zakat yang Belum Maksimal