Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selalu punya cara tersendiri untuk mengelabuhi warga DKI, konsep dan program kerja selalu menjadi andalannya dalam Pilkada DKI, agar warga Jakarta bisa percaya. Bahkan dia tidak segan-segan bilang bahwa Anies-Sandi tidak punya program yang bagus, dia mencontoh program, tidak toleran dan berbagai tuduhan lainnya. Dia selalu bilang bahwa konsep Anies-Sandi hanya menawarkan konsep yang tidak jelas, bahkan membodohi warga Jakarta. Sungguh luar biasa provokasi Ahok-Djarot, selalu membalikkan fakta dengan menjelaskan kalau selama dia menjabat gubernur DKI, dia sudah melakukan perubahan yang besar terhadap warga Jakarta, sehingga dia yakin dan percaya kalau dirinya akan terpilih lagi sebagai gubernur DKI.
Semua target dan pencapaian program kerja terukur, sehingga semua dapat dibuktikan dengan angka kuantitatif. Sekarang mari kita lihat kembali, bagaimana pencapaian program kerja Ahok selama dia menjadi Gubernur DKI Jakarta?
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyatakan jumlah penduduk miskin di Jakarta mengalami kenaikan 0,14 poin. Â "Jumlah penduduk miskin pada bulan September 2015 mencapai 368.670 orang atau 3,61 persen dari total jumlah penduduk di DKI Jakarta, maka pada bulan Maret 2016, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 384.300 orang atau 3,75 persen. Artinya ada peningkatan sebesar 15.630 orang atau meningkat 0,14 poin," kata Kepala Bidang Statistik Sosial BPS DKI Jakarta Sri Santo Budi Muliatinah dalam siaran pers di Jakarta, Senin.
Awalnya sebesar Rp487.388 per kapita per bulan pada bulan Maret 2015, meningkat menjadi Rp503.038 per kapita per bulan pada bulan September 2015, kemudian Garis Kemiskinan semakin meningkat pada Maret 2016 mencapai Rp 510.359 per kapita per bulan, katanya.
Data ini menunjukkan bahwa ketika Ahok menjabat Gubernur  DKI, dia belum mampu mensejahtrerakan warga Jakarta, terbukti dengan meningkatnya angka pengangguran.  Padahal tolak ukur pencapaian pemimpin bagaimana bisa mensejahterakan masyarakat.
Fakta selanjutnya tentang pengangguran, pada akhir 2016, tingkat pengangguran terbuka di DKI Jakarta kembali meningkat menjadi 6,12 persen, setelah sebelumnya pada Februari 2016 bisa ditekan menjadi 5,76 persen. Meski menurun sangat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya, angka pengangguran di Jakarta masih berada di atas tingkat pengangguran nasional, yaitu 5,61. Bahkan, DKI Jakarta menempati posisi ke-10 untuk provinsi dengan pengangguran tertinggi.
Sungguh sangat memalukan, sebagai ibu kota harusnya bisa di Jadikan contoh daerah-daerah lain, tetapi malah menujukkan lebih terpuruk. Ketika kemiskinan dan penganguran semakin meninggkat, lantas bagaimana peran Ahok sebagai gubernur, lantas kenapa dia masih dengan gagah dan beraninya mencalonkan lagi sebagai gubernur DKI. Â Jika dulunya selama dia menjabat gubernur DKI tidak bisa memberikan perubahan yang lebih baik terhadap kemajuan warga Jakarta.
Berbagai data dan fakta diatas menunjukkan Ahok dahulu telah gagal dalam menjalankan kepemimpinan Jakarta. Karena berbagai programnya dan kerja nyataanya tidak bisa menjadikan Jakarta lebih baik. Dan yang lebih parah lagi program dan kerja nyatanya hanya justru semakin menambah masalah baru, atau lebih tepatnya Ahok telah gagal memajukan Jakarta.
Seharusnya Ahok dan pendukungnya malu, karena setiap saat selalu membanggakan dirinya kalau program yang dia buat selalu baik dan membawa kemajuan Jakarta. Tapi, bagaimana kenyataannyanya, ternyata itu hanyalah opini palsu, yang tujuannya hanya untuk menutupi kegagalannya dalam memimpin DKI.
Makanya, untuk tau bagaimana kerja Ahok dulu ketika menjabat gubernur, lihat data dan fakta, biar kita tahu kalau ternyata Ahok dulu gagal melaksanakan program DKI selama dia menjabat Gubernur. Makanya untuk menghindari itu, Ahok selalu melempar isu-isu yang miring tentang Anies-Sandi, agar warga tidak sempat berfikir tentang kerja Ahok sebenarnya.
Sungguh taktik yang jitu, berbagai cara dan stategi dia lakukan untuk memuluskan perjalanannya untuk menjadi gubernur DKI lagi. Sekarang udah tau kan, mana itu fakta dan yang bohong, jika memilih Ahok berarti kalian membiarkan Jakarta pada pemimpin yang salah, dan kalian selama hidup dengan tipuan dan janji-janji palsu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H