Mohon tunggu...
Jay Z. Pai
Jay Z. Pai Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menulis saja

suka musik dan jalan - jalan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Cerita di Sela Banjir dan Perilaku Manusia

15 Maret 2022   10:15 Diperbarui: 16 Maret 2022   03:14 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Smartphone dilengkapi dengan fitur-fitur terbaru dan fasilitas layanan internet, seperti yang ada ditangan Anda saat ini. 

Dengannya, kita bisa mengakses apa saja dan bertemu dengan siapa saja. Adanya fitur video call misalnya, bisa membuat Anda ngobrol sambil tatap muka. Hal yang tidak bisa ditemukan pada jenis handphone zaman old.

Selain itu, aplikasi sosial media berupa WhatssApp, Facebook, dan instagram juga turut memunculkan fenomena dunia baru atau apa yang sering kita sebut sebagai dunia maya. 

Dalam gawai berukuran telapak tangan manusia dewasa itu, kita bisa melakukan dan mengetahui apa saja. Seketika dunia bisa dilipat dan berada dalam genggaman kita.

Tanpa kita sadari kemudahan-kemudahan semacam itu turut menciptakan ketergantungan. Ketergantungan akan informasi dan memberikan informasi. 

Kita menjadi objek yang mengonsumsi informasi sekaligus subyek yang memberikan bahkan, mereproduksi informasi. Hal ini terpola setiap hari dan menjadi kebiasaan.

Kita tidak hanya membutuhkan handphone untuk sekedar menelepon atau mengirim pesan singkat. Kebiasaan perilaku seperti di atas akhirnya mendorong kita untuk membutuhkan sesuatu yang lebih dari teleponan dan sms-an,  yaitu kebutuhan akan akses layanan internet. Sehingga kuota internet lebih penting daripada pulsa biasa. 

Pada konteks ini, sebagus apapun smartphone yang Anda miliki, tanpa kuota internet, barang itu tidak berarti apa-apa.

Sampai di sini hal ini mungkin terasa biasa saja. Manusia 'modern' mengalami ketergantungan informasi itu fenomena biasa. Tetapi bagaimana jika hasrat untuk memenuhi kebutuhan informasi malah mengendalikan manusia? Bukan sebaliknya. Atau bagaimana jika teknologi informasi menjadi kendali atas diri manusia: di mana manusia kehilangan independensi atas pilihan-pilihannya sendiri.

Kalaupun ada pilihan, pilihan tersebut sudah disediakan oleh sistem yang berada di luar kendali manusia. 

Sejenis independensi setengah hati, atau dalam istilah Heidegger ia disebut forced freedom: kita punya independensi memilih tapi pilihan kita sudah disediakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun