Banyak orang tidak memiliki rumah, tapi mereka berhak memiliki rasa untuk pulang. Kalimat itu yang diucapkan oleh salah satu owner ketika ditanya kenapa Kedai Kopi ini di beri nama 'Pulang'.
Sebenarnya kata itu tidak sengaja keluar dari mulut temannya saat sedang mencari nama buat kedai mereka. "Bagi kami nama itu kayaknya tepat, siapapun, darimana pun asalnya, torang samua mo pulang"Â (baca : kita semua akan pulang). "kami tidak ingin nama yang muluk-muluk, simple saja". tambahnya. Kira-kira itu salah satu alasan kenapa kedai ini dinamakan Kedai Kopi Pulang.
Memang terdengar simple. Namun dalam strategi pemasaran, bukankah nama cukup menentukan. nama yang simple dan terkesan familiar di telinga  akan mudah di ingat konsumen. Semudah kita mengucapkan kata pulang. Sebab pulang adalah bahasa sehari-hari. Â
Selain itu, setidaknya menurut saya, kata pulang mengandung makna yang cukup dalam. Kata ini tidak berdiri sendiri. Dia selalu mengandung obyek yang di tuju, seperti kata pergi. Ketika kita di tanya mau pergi kemana, jawabannya pasti tertuju ke suatu tempat, tempatnya pun bisa bermacam-macam. Begitupula dengan kata Pulang, dia selalu memiliki ruang yang hendak di tuju.
Kita mungkin bisa menunda waktu untuk pulang dan pergi, tapi kita tidak bisa menghilangkan tujuan. Sekalipun kita memilih diam di tempat dan tidak kemana-mana, tetap saja kedua hal itu adalah tujuan.
Tujuannya bisa bermacam-macam. Kita bisa menyebutnya rumah, kampung halaman, bisa pula orang tua, teman dan juga pacar atau apapun (anda bisa mengisi sendiri deretan daftar itu). Memangnya ada apa dengan perasaan Pulang?
Begini, kita mungkin pernah mengalami momen dimana kita benar-benar sibuk dengan rutinitas keseharian yang melelahkan. Lalu tiba-tiba perasaan kita berubah seperti mendapatkan undian berhadiah ketika jam menunjukan waktu pulang. Kenapa? Karena di kepala kita pulang adalah sebentuk kerinduan. Rindu untuk segera memeluk kenyamanan.
Anda mungkin pernah berada di suatu tempat dimana anda bahagia, dan anda tidak ingin lekas-lekas pergi malah ingin berlama-lama. Mungkin itu yang di maksud dengan rasa nyaman. Jadi bisa dibilang, dalam konteks ini, kata Pulang cukup indentik dengan dua hal ; kerinduan dan kenyamanan. Sehingga, soal tempat yang di tuju itu perkara kesekian. Selama ia menghadirkan kerinduan dan kenyamanan barangkali ia bisa di sebut tempat untuk Pulang.
Sampai disini, Pulang ternyata bukan cuma sekedar kata kosong. Dalam pada itu, Pulang bermakna psikologis sekaligus filosofis. Ekhuu.
Keunikan lainnya ialah, karena kedai kopi ini bernama Pulang, maka hampir semua menu minuman berisi kopi di beri nama Pulang. ini keunikan kedua yang dimiliki kedai ini selain namanya.
Nah, bagi anda yang berniat kerja lembur maka Pulang Pagi bisa menjadi pilihan. Pulang Pagi berisi minuman hasil kombinasi antara ekspresso dan jeruk nipis. Setelah memesan ini, bisa dipastikan mata anda akan tetap terjaga sampai pagi. Saya sendiri belum pernah memesannya, itu hanya pengakuan pengalaman dari teman. Selain karena memang saya belum berniat untuk pulang pagi waktu itu, saya justru memesan Milk Tea (teh susu). Ada juga Pulang Malam, ini jenis yang lebih soft dibandingkan Pulang Pagi. Dan banyak lagi aneka minuman lainnya yang bisa dinikmati.