Mohon tunggu...
zaini nisa fadilah
zaini nisa fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo, nama saya Zaini Nisa Fadilah. Saya adalah seorang mahasiswa semester 4 di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, jurusan Manajemen Pendidikan Islam. Hobbi saya adalah memasak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Mutu Menurut Kaoru Ishikawa

1 April 2024   12:54 Diperbarui: 1 April 2024   13:01 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Biografi Kaoru Ishikawa 

Kaoru Ishikawa adalah seorang pakar kontrol kualitas terkemuka asal Jepang dan profesor. Kaoru Ishikawa dilahirkan di Tokyo 13 Juli 1915 , anak tertua dari delapan bersaudara Ichiro Ishikawa , Presiden pertama Federation of Economic Organization of Japan. Ia lulus dari Universitas Tokyo pada tahun 1937 dengan gelar teknik kimia terapan. 

Setelah lulus kuliah, ia bekerja sebagai perwira teknis angkatan laut dari tahun 1939 hingga 1941, dan kemudian bekerja di perusahaan bahan bakar Cair Nissan dari tahun 1941 - 1947. Pada tahun 1947 , Ishikawa memulai karir akademisnya sebagai Profesor di Universitas Tokyo. Pada tahun 1978 ia menjabat sebagai presiden Institut Teknologi Musashi.

Ishikawa bergabung dengan Persatuan Ilmuwan dan Insinyur Jepang (JUSE) pada tahun 1949. JUSE adalah organisasi yang didirikan untuk mendukung penelitian sistematis yang diperlukan untuk meningkatkan ekonomi Jepang. Setelah Perang Dunia II, ekonomi Jepang berkembang dengan cepat dan stabil. Hal ini sebagian besar dicapai karena pertumbuhan pesat dalam industri dan industri manufaktur. 

Amerika Serikat masih menganggap Jepang sebagai produsen kamera buruk dan mainan murah sebelum keajaiban ekonomi Jepang. Ini dapat dicapai berkat keahlian Ishikawa dalam menggerakkan sejumlah besar orang menuju tujuan khusus, yang sebagian besar berkaitan dengan program peningkatan kualitas di Jepang.Dia menerjemahkan, mengintegrasikan, dan memperluas gagasan manajemen Joseph M. Juran dan W. Edwards Deming ke dalam budaya Jepang. Ishikawa menggunakan ide ini untuk menjelaskan bagaimana kaizen, atau perbaikan berkelanjutan, dapat diterapkan pada proses ketika semua faktor diketahui.

Selain karyanya dalam manajemen kualitas, Ishikawa menjabat sebagai presiden Musashi Institute of Technology dan Japanese Society for Quality Control. Dia juga menulis beberapa buku berpengaruh tentang manajemen kualitas, termasuk "Guide to Quality Control" dan "What Is Total Quality Control? The Japanese Way." Warisan Kaoru Ishikawa terus memengaruhi praktik manajemen kualitas di seluruh dunia, dan dia dikenang sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam bidang tersebut. Dia meninggal pada 16 April 1989, namun kontribusinya dalam manajemen kualitas tetap hidup melalui ajaran dan metodologinya.

2.Konsep Mutu Menurut Kaoru Ishikawa

Untuk meningkatkan daya saing suatu negara, mutu sangat penting. Para ilmuwan telah sampai pada kesimpulan bahwa di era revolusi informasi saat ini, keunggulan negara tidak ditentukan oleh ukurannya, kekayaan sumber daya alamnya, atau kekayaan keuangan; Yang paling penting adalah tingkat pendidikan masyarakat dan pengetahuan yang mereka kumpulkan. Selain itu, informasi usang dengan cepat dan diganti oleh informasi baru. Akibatnya, untuk memenuhi tuntutan zaman kontemporer, individu harus terus belajar. Ishikawa menekankan beberapa konsep kualitas, termasuk enam prinsip kualitas dan kualitas melalui kepemimpinan. Di Jepang, enam prinsipnya menjadi dasar untuk mengajar dan membentuk paradigma kualitas. Prinsip-prinsip ini adalah:

a. Semua pekerja harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan perusahaan untuk menerapkan pengendalian kualitas di seluruh perusahaan.

b. Fitur-fitur sistem mutu harus dijelaskan di semua tingkatan organisasi dan dikomunikasikan dengan cara yang membuat orang percaya pada fitur-fitur ini. 

c. Siklus perbaikan berkelanjutan harus diterapkan di seluruh perusahaan selama setidaknya tiga hingga lima tahun ke depan, sehingga perusahaan dapat berkembang menjadi lebih baik. Kedua proses analisis dan statistik kontrol kualitas harus digunakan, dan kontrol untuk pemasok harus dibuat dan diterapkan dengan baik.

d. Secara sistematis;

e. Dinding antara departemen harus menjawab dan manajemen lintas fungsional diterapkan; dan 

f. Setiap orang harus bertindak dengan percaya diri dan percaya bahwa pekerjaannya akan menghasilkan hasil. Untuk meningkatkan kinerja bisnis, Ishikawa memadukan konsep dan prinsip ini menjadi sebuah sistem berpikir kualitas yang didefinisikan secara holistik.

Dalam bekerja, Kaoru Ishikawa sangat memperhatikan paradigma dan cara orang berpikir. Ia berharap dapat mengubah cara berpikir konvensional yang sudah ketinggalan zaman. Ia mendorong manajer untuk fokus hanya pada meningkatkan kualitas produk, dan itu sudah cukup. Dia berpendapat bahwa perbaikan kualitas, atau perbaikan kualitas, adalah tindakan yang berkelanjutan dan harus dilakukan sepanjang waktu. Kebijakan pelayanan pelanggan yang berkelanjutan adalah hasil dari keyakinannya terhadap pengendalian kualitas di seluruh organisasi. Kebijakan ini memberikan keuntungan kepada pelanggan dengan memberikan pelayanan terus menerus setelah mereka mendapatkan produk. Semua orang yang terlibat, dari semua tingkat manajemen hingga kehidupan pribadi mereka, akan terus menerima layanan .

Ishikawa berpendapat bahwa peningkatan kualitas adalah proses yang berkelanjutan dan harus selalu dilakukan untuk melihat sekeliling . Kaoru Ishikawa, seorang pakar kualitas dari Jepang, membuat diagram ini pertama kali pada tahun 1950 untuk bagian pengontrol kualitas untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi dalam proses manufaktur, yang biasanya melibatkan banyak variasi proses.

REFERENSI

Harsoyo Roni. "Model Pengembangan Mutu Pendidikan ( Tinjauan Konsep Mutu Kaoru Ishikawa )". Southeast Asian Journal of Islamic Education Management. (2021) : 96-99

Safrotulloh Mochammad, Gumiandri Septi. "Aplikasi Konsep Pemikiran Kaoru Ishikawa Melalui Diagram Fishbone Dalam Meningkatkan Mutu Siswa(Studi Kasus di DTA Al-Hidayah Dukupuntang)". Edulead : Journal of Education Management. (2020) : 116-117

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun