Hari ini, pada sepuluh tahun yang lalu, saya berada di kota Milan. Itu pertama kalinya saya menikmati suasana kota di permulaan musim dingin. Dan, diawal 2018 lalu, saya kembali berkunjung ke sana. Ada catatan kecil yang sayang bila dilupakan begitu saja. Paling tidak, Â untuk sekadar bisa diintip jika hendak berkunjung ke kota mode itu. Saya pun masih punya keinginnan kuat untuk jalan-jalan ke kota Milan.
Tiga hari saya berada di Milan saat itu:
Suasana jadi beda begitu Emirates --pesawat Airbus milik maskapai penerbangan Uni Emirat Arab---mendarat di Malpensa. Bandara international di Milan, Italia, ini tidak semewah bandara di Dubai. Malah kesannya nampak tua, agak sepi, namun bersih dan teratur dengan dominasi hijau lumut. Jika bandara di Dubai lebih cocok dikatakan mal seperti halnya Changi di Singapore, maka bandara di kota Milan, bukanlah surga bagi para penumpang yang hobbi shopping.
Milan, kota kedua terbesar di Italia setelah Roma. Penduduknya sekitar satu setengah juta jiwa, tetapi pada hari-hari kerja, orang yang beredar di Milan bisa mencapai empat juta jiwa. Sebab di Italia ini, Milan merupakan pusat perekonomian.Â
Di kota ini, yang menonjol adalah industri garmen dan fashion. Tetapi yang paling menonjol adalah industri sepak bolanya. Di sinilah markas dua klub sepakbola terkenal di Eropa, Inter Milan dan AC Milan.
Stadion yang dulu milik Inter Milan ini nampak sangat mewah dengan rumput hijau yang sangat terpelihara. Nampak dari luar sangat cantik, setelah masuk sangat bersih. Kapasitasnya sekitar 80 ribu penonton.Â
Sayangnya, pas ketika berkunjung ke stadion San Siro, tak ada kegiatan sepak bola, baik pertandingan maupun latihan. Walaupun tak ada sepak bola, orang yang mau masuk ke stadion San Siro sekadar melihat-lihat saja, tetap dikenakan biaya sebesar 12,5 Euro atau setara Rp. 180 ribu.Â
San Siro juga dilengkapi dengan museum sepokbola dan toko khusus yang menjual segala macam barang yang berbau sepak bola.
Namun demikian, bukan hanya sepak bola yang bisa bikin heboh di Milan. Mengunjungi Castello Sforzesco juga tak kalah menariknya. Tempat yang amat luas ini merupakan sebuah kastil yang dibangun pada tahun 1447 -- 1450. Di sini bangunan tua dengan arsitektur kuno nampak menarik perhatian, apalagi bagi mereka yang hobi foto, terlalu banyak obyek yang bisa diabadikan dengan beragam sudut pandang.
Nah, kita tinggalkan Castello Sforzesco. Sekarang kita  menghabiskan waktu setengah hari di Duomo. Ah, saya rasa tidak bakalan cukup. Sebab di kawasan ini terdapat Katedral Duomo yang merupakan salah satu bangunan paling termasyhur di seluruh Eropa.Â
Katedral Duomo ini sangat besar dan dibangun dengan arsitektur gothik yang terletak di lapangan utama di pusat kota Milan. Di Eropa, ada tiga katedral megah bergaya gothik.Â
Ada  Notredame di Paris, Dom di Cologne di Jerman dan Duomo di Milan itu sendiri yang merupakan katedral Katolik Roma kedua terbesar. Yang terbesar adalah Katedral Sevilla (seperti halnya juga Basilika Santo Petrus di Roma, yang bukan berbentuk katedral).Â
Gereja ini panjangnya 157 meter dan total 40.000 orang dapat ditampung di dalamnya dengan nyaman. Jendela-jendela yang besar dari bagian paduan suaranya terkenal sebagai yang terbesar di dunia.
'Basilika Baru' Santo Ambrosius dibangun di tempat ini pada permulaan abad ke-5, dengan basilika tambahan dibangun pada tahun 836. Ketika kedua bangunan dirusak oleh api pada 1075, keduanya dibangun kembali sebagai Duomo.
Antonio da Saluzzo, uskup agung Milan, pada tahun 1386 memulai  proyek yang baru, dalam gaya Gothik akhir yang rayonnant yang cirinya lebih bersifat Perancis daripada Italia.Â
Kebetulan pada saat itu bertepatan dengan naiknya sepupu uskup agung, Gian Galeazzo Visconti ke tampuk kekuasaan di Milan, sehingga pembangunan proyek ini sebagai bentuk ganjaran bagi kaum bangsawan dan kelas pekerja yang sebelumnya telah ditindas oleh Barnabo, tirani pendahulu Visconti.
Bergeser sedikit ke sisi kanan Doumo, terdapat pusat shopping terbesar dan tertua di Milan bernama Galllery Victtorio Emmanuele II. Bagi yang hobbi shopping, di sinilah tempatnya.Â
Brand terkenal seperti Frada, Hermes, Gucci, Giorgio Armani, dan merek-merek mendunia lainnya dapat diperoleh di tempat ini dengan harga yang lebih murah jika di bandingkan dengan Hongkong, lebih-lebih di tanah air kita tercinta ini, Indonesia.
ZT -Kemayoran, 15 November 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H