Namun, sepanjang perjalanan pemandangan begitu sangat menakjubkan, pohon-pohon yang tertata apik, dengan rumah-rumah mewah khas Eropa bertebaran di sisi--sisi jalan. Memang, topografi Republik San Marino di dominasi oleh Pegunungan Apennine dan tidak memiliki tanah datar.
Namun jika kita sudah berada di atas San Marino, maka kita bisa menyaksikan beberapa kota di Italia dengan panorama yang begitu indah. Saya sampai berjalan hingga ke titik tertinggi di Negara ini yang bernama Monte Titano. Tempat ini berada di 749 meter di atas permukaan laut. Saya kagum setelah mengedarkan pandang, melihat turun, dan sempat memotret landskap keindahan yang ada di bawah sana.Â
Negara ini adalah negara republik konstitusional tertua di dunia, dibentuk pada 3 September 301 oleh Santo Marinus dari Rab, seorang tukang batu Kristiani yang kabur pada saat persekusi agama oleh Kaisar Roma Diocletion. Konstitusi San Marino adalah konstitusi tertua di dunia yang berlaku mulai tahun 1600.
Saya menyusuri sepanjang jalan di pusat kota negara terkecil ketiga di Eropa setelah Vatikan dan Monako ini, ibarat berada di sebuah mal terbuka. Pusat kota hadir dalam sebuah kastil raksasa yang sudah berusia ratusan tahun, berbentuk unik dan kuno dengan desain yang amat menarik, di atas puncak gunung. Untuk menghubungkan jalan yang satu dengan jalan yang lain yang berada di atasnya, bisa ambil jalan pintas dengan naik lift atau tangga.
Mereka datang ke situ hanya sekadar melepas penat, menghabiskan sore sembari shopping di toko-toko yang bertebaran di sepanjang jalan dan menyatu dengan kastil, hingga sampai ke puncak. Menariknya, barang-barang yang dibeli di San Marino semuanya bebas pajak. Jadi, dibanding Italia, berbalanja di sini bisa lebih hemat 12 % hingga 20%.
Saya berjalan mengitari pusat kota sembari tak henti-hentinya memotret, seakan-akan setiap sudut di pusat kota menakjubkan ini semuanya layak jadi bidikan kamera. Sesekali saya singgah di toko sekadar beli souvenir berbau San Marino, hingga saya dapati diri saya duduk di salah satu kafe menikmati segelas kecil red wine, sampai gelap mulai bergayut diatas langit San Marino.
Jadi, sekali lagi; yuk, ke San Marino!
ZT -Batulicin, 8 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H