Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Saya Berada di Al Quds

9 Februari 2019   12:46 Diperbarui: 14 Februari 2019   23:13 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru kali ini jemari saya enggan memencet-mencet layar handphone menuliskan sesuatu di status medsos yang saya punyai, lantaran suhu agak dingin di bawah 10 derajat Celcius.

Lagipula, saya terjerat dan lebur bersama kekaguman dan perasaan saya tentang kisah-kisah Yerusalem, Baitul Maqdis dan Mi'raj Rasullulah SAW.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Namun, saya tetap saja mengabadikan segenap obyek yang terhampar di kelopak saya, merekam, menjempret dan sesekali swafoto.

Itulah, begitu tenang perasaan saya ketika menyadari kenyataan, bahwa diri saya ini tengah berada di kawasan Al-Quds, bersama kawan-kawan di antaranya Tomi Lebang, Boy, Aidir, Arief dan yang lainnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Bersama mereka, seiring sejalan menyusuri segenap kawasan Al-Quds, menjelajahi sudut-sudut Dome of the Rock termasuk Mi'raj Rasul di dalamnya. Dan, beribadah di Masjid Al-Aqsa.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Usai ashar, saya dan kawan-kawan menyusuri lorong hendak mencari souvenir, namun kami berlabuh pada sebuah warung kebab.

Yap, kebetulan saya dan yang lainnya sedang merasa lapar.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Di sisi saya, Tomi begitu sibuk menulis seakan tak peduli kebab yang ada di hadapannya. Saya hanya bilang padanya, "Saya lagi malas nulis, tapi tulisan yang sedang kau tulis itu jangan lupa copas dan kirim ke saya."

"Siyappp," sahut Tomi Lebang.

Dan, inilah tulisan dia yang mampir di WA saya:

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dari ruangan dalam Masjid Al Aqsa selepas ashar, kemarin, terlihat kubah Dome of the Rock mengilap kuning keemasan.

Masjid Al Aqsa tak begitu ramai hari ini. Angin sejuk di akhir musik dingin di Yerusalem bertiup menelusup kulit. Saya kehabisan kata, kecuali rasa syukur tiada terhingga, telah datang ke masjid suci ketiga umat muslim --- setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah --- ini.

Masjid Al Aqsa berada dalam kompleks Haram Al Syarif di Kota Yerusalem Timur, kota suci bagi tiga agama besar dunia: Islam, Yahudi dan Nasrani.

Umat Islam menjadikan Masjid Al Aqsa sebagai kiblat salat hingga 17 bulan setelah hijrah Nabi Muhammad SAW. Perubahan arah kiblat itu masih diabadikan di Masjid Qiblatain di dekat Madinah. Satu hari di tahun kedua Hijriah ketika Rasulullah SAW tengah salat dhuhur dengan menghadap ke arah Masjid Al Aqsa di Masjid Bani Salamah, turun wahyu kepada baginda Nabi untuk mengubah arah kiblat ke Masjidil Haram di Mekkah. Kini, Masjid Bani Salamah lebih dikenal dengan Masjid Qiblatain, dua arah kiblat.

Bagaimana pun, Masjid Al Aqsa yang dulu bernama Baitul Maqdis tetap menjadi masjid suci umat Islam. Di sinilah, sebelum berangkat ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah salat lima waktu, Nabi Muhammad SAW menunaikan salat sunnah.

Di balik dinding Masjid Al Aqsa adalah tembok ratapan, tempat suci kaum Yahudi. Tak jauh dari situ bertebaran situs suci kaum Nasrani, termasuk lokasi yang dipercaya sebagai jalur dan tempat penyaliban Yesus.

Sejarah kawasan Haram Al Syarif tempat Masjid Alqsa berada, bertaut dengan tiga agama besar dunia. Karena itulah, tempat ini lekat pula dengan sejarah penaklukkan, kekerasan atas nama agama, dari zaman dulu hingga hari ini.

Saya tak perlu bercerita panjang lebar tentang kawasan ini, tak akan terangkum dalam sebuah artikel singkat.

Saya meninggalkan Al Aqsa selepas ashar, berjalan melintasi pelataran seraya memandang lamat-lamat ke arah kubah Dome of the Rock, lalu menelusuri lorong di luar dinding, dan muncul di sisi tembok ratapan. Orang-orang Yahudi terlihat khusyuk berdoa, merapatkan badan di dinding yang menjulang di sore yang dingin. Di atasnya, terlihat kubah Masjid Al Aqsa dan kilap keemasan Dome of the Rock.

Semoga kedamaian senantiasa melimpahi kota ini.

ZT -Yerusalem, 9 Februari 2019


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun