Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Butuh Masjid yang Menonjol di Sekitar Bandara

1 Juni 2018   21:58 Diperbarui: 1 Juni 2018   22:43 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI),  Komjen Pol Drs H Syafruddin MSi, mencanangkan melalui DMI akan membangun masjid yang akan kelihatan menonjol di sekitar bandara seperti Taj Mahal di India dan masjid yang ada di Putra Jaya, Malaysia.

Tekad ini terkuak karena Syafruddin terpengaruh  pada keritikan dua orang temannya asal India dan Malaysia

Foto : Rudi Gunawan
Foto : Rudi Gunawan
Di India yang penduduknya hanya 13 % muslim, menurut temannya itu, ketika mau mendarat di New Delhi, langsung nampak keindahan Taj Mahal. "Begitu pula di Malaysia yang penduduknya hanya lebih 58 % Islam, begitu berada di atas Putra Jaya, maka yang nampak adalah masjid  yang begitu indah" jelas Syafruddin menyampaikan pernyataaan temannya yang berasal dari Malaysia itu.

Foto : Rudi Gunawan
Foto : Rudi Gunawan
"Di Indonesia yang penduduknya lebih 85% muslim, begitu mau mendarat di Cengkareng, tak ada kelihatan masjid yang menonjol. Jadi kita membutuhkan masjid yang menonjol di sekitar bandara Soekarno Hatta. Masjid yang bisa nampak menarik ketika kita mau mendarat," kata Syafruddin ketika menjadi pembicara utama dalam acara 'Inspirasi Ramadhan' di Masjid Salman, Institut Teknologi Bandung, Jum'at 1 Juni 2018.

Foto : Rudi Gunawan
Foto : Rudi Gunawan
Seperti di Lombok, Ia menilai, jika dilihat dari langit, terlihat ribuan masjid bertebaran dengan ciri khas masjid seperti kubah dengan berbagai warna dan bentuknya. Namun dia menyayangkan tidak adanya simbol masjid yang nampak mencolok mata di sekitar bandara yang ada di Indonesia.

"Dari sana DMI mencanangkan membangun Masjid yang menonjol di daerah penerbangan dan akan menjadi simbol bagi Indonesia. Kalau perlu seperti masjid kubah emas," ucap Syafruddin.

Bagaimanapun, Indonesia dipuji sebagai negara dengan mayoritas Islam terbesar di dunia yang kental toleransi. Jadi dia menilai, kritikan tersebut bersifat membangun sehingga dapat menjadi motivasi bagi DMI untuk segera merealisasikannya.

Foto : Rudi Gunawan
Foto : Rudi Gunawan
Di awal ia bercerita, Syafruddin mengingatkan,  ada tiga momentum bersejarah yang bertepatan dengan hari ini, "Selain hari jadi Masjid Salman ITB,  juga hari kelahiran Pancasila, dan hari ini juga atau nanti malam adalah malam 17 Ramadhan, atau malam Nuzulul Quran. Ini momentum berharga bagi kita semua," ujar Syafruddin.

ZT -Bandung, 1 Juni 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun