Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelatihan Akutansi Daring Telah Diikuti 800 Masjid

22 April 2018   23:17 Diperbarui: 23 April 2018   00:13 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyambut baik kerjasama yang telah dilakukan oleh Harian Republika dengan Institut Akuntasi Masjid (IAM) dalam pelaksanaan pelatihan akuntasi yang terhubung melalui internet atau akuntasi daring, yang telah berlangsung sejak tahun 2016. Kegiatan yang kedelapan kalinya terselenggara ini berlangsung pada Sabtu, 21 April 2018 di Pusdai, Jawa Barat.

"Program pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Terutama takmir masjid yang telah mengelola dana umat untuk berbagai kegiatan yang telah menunjang keberadaan tempat sujud itu sebagai upaya dalam memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Jamaah bisa mengakses secara transparan laporan dana umat tersebut," kata Komjen Pol H Syafruddin MSi, Wakil Ketua Umum DMI.

Syafruddin menyebutkan sekitar 800 ribu masjid yang ada di seluruh Indonesia, yang sebagian besar mungkin  masih membutuhkan pembenahan dan perbaikan manajeman, terutama pelaporan keuangannya. 

Ia melihat potensi masjid di Indonesia menjadi tempat berbagai berbagai aktifitas sosial sekaligus menjadi pusat pemberdayaaan ekonomi umat. Dari Masjid, ekonomi umat bangkit. "Jadi kehadiran dan fungsi masjid bukan semata-mata untuk menenangkan hati, melainkan juga menerangi kehidupan. Pembangunan ekonomi dengan memanfaatkan masjid haruslah melibatkan masyarakat di sekitarnya. Tempat yang ada di sekitar masjid bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan usaha, baik kecil maupun menengah. Sebagian keuntungannya didonasikan untuk perawatan dan pengelolaan masjid," jelas Syafruddin.

Republika
Republika
Sementara itu, trainer pelatihan akuntasi Masjid berbasis online, Absar Jannatin, menyebutkan sudah ada sekitar 800 masjid yang sudah ikut pelatihan ini. Meski masih sedikit dari jumlah masjid yang ada di seluruh Indonesia. "800 masjid yang sudah kita sosialisasikan, yang kerja sama dengan Republika. Karena memang ini yang dibutuhkan," katanya di sela-sela pelatihan, seperfti dilansir republika.co.id.

Republika
Republika
Menurutnya, masjid merupakan pusat pengembangan peradaban umat. Karenanya, "Dengan adanya  laporan keuangan yang akuntabel maka fungsi masjid akan semakin berkembang. Sebab masjid merupakan pusat pengembangan peradaban umat.," ujarnya.

Laporan keuangan masjid secara transaparan, menurut Absar, akan membuat jamaahsemakin percaya dan nyaman menitipkan dananya lewat masjid untuk berbagai kegiatan. "Karena mesjid salah satu pilar terpenting. Dengan laporan keuangan otomatis akan memperlihatkan program kegiatan masjid dan itu akan dibaca umat. Jadi tidak hanya pengurus masjid saja yang tahu pengalokasian dana umat, tetapi dengan metode online ini, jamaah pun bisa mengakses sehingga ada transparansi, " tuturnya.

Republika
Republika
Republika
Republika
Memang selama ini ia tak menampik adanya keluhan pengurus masjid yang klesulitan menyusun laporan keuangan. "Salah satu penyebabnya, yah, banyak yang tak memiliki dan mengerti ilmu akuntansi. Mereka cari tahu sendiri, tapi begitu tahu juga bingung bagaimana bikinnya. Makanya kami fasilitasi belajar selama lima jam bisa bikin laporan keuangan karena adanya aplikasi," bebernya.

Republika
Republika
Untuk itu, ia mengharapkan ke depannya semakin banyak masjid yang ikut pelatihan dan memahami cara pelaporan keuangan yang akuntabel dan transparan. Sehingga masyarakat semakin percaya menitipkan dananya kepada masjid. Masjid pun bisa menyalurkan dana umat lewat kegiatan-kegiatan pengembangan umat.

ZT-Kemayoran, 22 April 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun