Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Trip

Status Perjalanan (11), Amsterdam

2 April 2018   22:47 Diperbarui: 2 April 2018   22:56 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Amsterdam menyambut saya dengan gerimis tadi malam. Begitu turun dari Thalys train yang free wifi itu tepat pukul 21.47 waktu setempat, dan menjejakkan kaki di negeri kincir angin ini, rinai gerimis telah menyapa saya dengan belaian suhu 6 C.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Amsterdam masih hiruk pikuk. Terutama Amsterdam Centraal Station yang jadi pusat stasiun kereta di negara ini. Stasiun keretanya tampil seperti mal-mal besar di Indonesia. Semua ada di sini, mau shopping, kuliner, atau hanya sekedar cuci mata manatap-natap produk branded. Yang pasti saya melihat etalase penjual produk-produk bermerek tapi sesungguhnya KW 1.

Sejenak saya cuci mata, melirik-lirik wanita Belanda yang melintas di depan saya. Cantik-cantik, putih-putih dan mancung-mancung. Eh, rata-rata tinggi-tinggi juga. Di benak saya terbetik opini, bahwa ada sebagian aset negeri kami yang melekat pada diri wanita-wanita itu, warisan dari buyutnya yang berwatak kolonialis!

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Keluar dari stasiun, saya langsung menuju halte. Menunggu tram 13 Geuzenveld platporm B2, yang akan mengantar ke Van Gogh Apartement untuk stay 2 hingga 3 malam di kota yang asyik ini.

Butuh waktu sekitar 2 menit untuk sampai di apartemen 3 kamar tidur yang mirip ruko berlantai 4 ini, tanpa lift, tangganya sempit dengan kemiringan yang membuat saya geleng-geleng kepala. Tapi begitu sampai di lantai 3 dengan ngos-ngosan, saya terhibur dengan kesan mewah yang disodorkan apartemen ini. Desain minimalis bernuansa putih dipadu cokelat membuat saya terhibur. Pengen rasanya segera berselonjor kaki, membaringkan badan di kasur yang empuk dan meletakkan kepala di bantal yang gembung.

Amsterdam di malam hari. Masih begitu banyak orang yang lalu-lalang. Berseliweran di sepanjang jalan. Selain memanfaatkan tram yang sekali beli tiketnya 3 untuk pemakaian satu jam, warga Amsterdam dan para turis pun banyak memakai sepeda. Mereka tak peduli kebekuan kota dan gerimis. Sepeda jadi andalan di kota ini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Pagi pukul sembilan saya melongok ke balkon. Masih tetap gerimis, ditambah hembusan angin yang tak terbilang sepoi-sepoi.

Dingin. Mau pigi lihat kincir angin, ah!

ZT - Amsterdam, 3 Januari 2018.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun