Di atas kereta cepat Thalys menuju Brussels, saya menorehkan catatan tentang kesan selama tiga hari berada di kota Paris. Sebuah kota yang telah menjadi magnet dunia. Kota metropolis yang selalu dimasukkan ke dalam daftar wajib kunjungan jika kita berencana melakukan trip keliling benua biru.Â
Paris selalu penuh daya tarik dengan setumpuk pesona. Apalagi buat orang-orang muda, sejak dulu Paris di kalangan mereka adalah kota teromantis di dunia. Entah benar atau tidak, yang pasti jika sekelompok remaja ditanya, siapa yang mau ke Paris? Saya yakin tak ada yang menyembunyikan tangan.Â
Padahal Paris bukan hanya Eiffel, tapi Eiffel adalah icon kota Paris. Sama saja Jakarta bukan hanya Monas, tetapi Monas telah lama menjadi icon kota Jakarta. Begitulah kira-kira.
Yah, dari pada penasaran, ada baiknya memang sempatkan diri singgah di Paris. Walau hanya sekadar selfie berlatar menara Eiffel.
***
Stasiun kereta yang kebanyakan terletak dibawah tanah di Paris ini, kesannya begitu kumal, tua dan nampak agak jorok. Hanya sebagian kecil yang dilengkapi eskalator, selebihnya di banyak stasiun harus naik turun tangga secara manual. Pesannya buat yang mau ke Paris, janganlah membawa koper yang gede-gede dan berat-berat.
Di stasiun kereta Metro, selalu muncul kesan waspada dan was-was terhadap pencopet. Jangan coba- coba lengah, sebab uang kita akan berpindah tangan. Terkadang pencopetnya santun, mengembalikan dompet kita setelah uangnya dicomot.
***