Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Status Perjalanan (7), "Thunersee"

25 Maret 2018   14:40 Diperbarui: 25 Maret 2018   15:14 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Link di bawah ini adalah video singkat yang saya rekam langsung di wall akun Facebook saya,  ketika saya menikmati senja di Danau Thun, Switzerland, bersama Yong-Chul Kraur dan kedua anak saya, Rifqi Nafiz dan Yafi Rayhan. Tanggal 28 Desember 2017 setelah pulang dari Zermatt sore itu, saya seperti diremas-remas  suhu minus 5,5 derajat Celcius, di tepi danau. Tak ada angin, tapi salju begitu tebal.

https://www.facebook.com/zainaltahir22/videos/10212840501825329/?t=22

Di atas kereta menuju Basel SBB yang akan singgah sejenak di Stasiun Spiez, saya tak henti-hentinya memotret pemandangan danau di pagi hari. Saya teringat pesan  Andi Herry Iskandar, mantan Walikota Makassar, beberapa hari yang lalu lewat Whatsapp, sebelumsaya memasuki Swiss,  "Kalo banyak waktu, ada tempat pinggir danau, indah sekali. Hanya tiga puluh menit naik kereta dari Interlaken. Namanya Spiez," ujarnya mengarahkan.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
"Insha Allah saya akan ke sana, Pak,'' jawab saya. Padahal waktu itu kereta yang saya naiki dari baru saja singgah di Stasiun Spiez dan kereta sudah berjalan pelan menyusuri rel sepanjang pinggir Danau Thun.  Bahkan saya telah berkali-kali memotret dari atas kereta, lalu salah satu fotonya saya share ke WA-nya.

"Cantiknya ini danau. Saya paling senang duduk-duduk di restoran pinggir danau," kata Andi Herry Iskandar. "Wow... saya suka tinggal di Interlaken, apalagi sekarang sudah banyak restoran halal di sana," ungkapnya.

Betul sekali penilaian Andi Herry Iskandar.

Thunersee bahasa Jermannya.  Danau Thun adalah sebuah danau di lembah pegunungan Alpen di Swiss. Setelah Perang Dunia II hingga tahun 1964, Pemerintah Swiss  membuang amunisi yang tidak terpakai ke Danau Thun. Jumlah amunisi yang dibuang dilaporkan dari 3000 ton menjadilebih dari 9020 ton. Rata-rata kedalaman Danau Thun sekitar 136 meter. Dengan maksimal kedalaman 217 meter, Thunersee memiki luas permukanan 48,3 kilometer persegi dengan panjang maksimal 17,5 kilometer dan lebar maksimal 3,5 kilometer.

Air Thunersee sangat bersih dan jernih,  bisa langsung dikomsumsi dan penduduk Interlaken meyakini air Danau Thun lebih bersih dari pada air miniral dalam kemasan seharga 1,2 Euro ukuran 600 ml.

https://www.kompasiana.com/zainaltahir/5a87cb255e137379692f9cb3/senja-di-danau-thun

ZT-Prancis, 30 Desember 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun