Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Status Perjalanan (7), Zermatt

24 Maret 2018   13:07 Diperbarui: 14 September 2020   11:58 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ini hari kedua saya gunakan tiket Eurail. Di Swiss, untuk perjalanan dua jam lebih sedikit dari stasiun Interlaken West menuju Zermatt.

Untuk sampai di Zermatt harus dua kali ganti kereta, di Stasiun Spiez dan Stasiun Visp.

Antara stasiun Spiez ke Visp kereta berhenti sejenak di Brig. Asyiknya, dari Spies ke Visp saya menikmati kereta dua lantai yang mewah. Saya membayangkan kereta seperti ini pindah ke Jakarta, jadi angkutan massal.

Lebih asyik lagi dari Visp ke Zermatt yang ditempuh sekitar 1 jam 10 menit. Di situ kereta panoramic begitu memanjakan sepanjang perjalanan dengan begitu banyak pemandangan alam di musim dingin.
Saya puas merekam dan menjepret. Saya ketagihan live di Facebook yang kesannya begitu norak.

Zermatt yang beku. Di situ, saya bisa saksikan puncak Toblerone. Ia diabadikan dalam kemasan cokelat yang sering saya persembahkan kepada kekasih saya, saat-saat kencan di waktu lalu, di teras rumahnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Zermatt yang hiruk pikuk dan sangat ramai. Namun harga-harga di situ, baik makanan, hotel dan cenderamata, rasa-rasanya tak terjangkau. Kemahalan buat turis pas-pasan seperti saya. Apalagi membawa isteri, anak-anak dan saudara.

Saya mencari masakan halal. Saya temukan wagyu beef di Myoko Restaurant. Mau tahu harganya? Sekerat seberat 100 gram, sekitar Rp. 1,5 juta. Akhirnya terdampar ke Mc Donald. Burger beef keju dan segelas pepsi hanya CHF 19, atau sekitar tiga ratus ribu rupiah. Bagi saya, itupun kemahalan.

Zarmatt yang menakjubkan. Sebuah kota kecil ala pedesaan. Hmmm... kota kecil ala pedesaan? Susah membahasakannya. Sebagian besar rumah dan proferti lainya terbuat dari kayu dengan desain artistik. Sangat indah apalagi atapnya dipenuni salju.

Zermatt yang bertaburan hotel bintang. Setiap hotel menggunakan mobil listrik yang nampak lucu untuk melayani tamunya, terutama yang baru tiba di stasiun kereta. Ada juga hotel bintang lima yang menjemput pelanggannya dengan menggunakan kereta warna merah yang ditarik 2 ekor kuda tinggi besar.

Zermatt, di sepajang jalanan kota pedesaan itu, nampak mobil pencahar salju yang mondar-mandir, namun tak mengganggu para turis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun