Berkenalan dengan Salvy de Saunhac bulan lalu, hanya secara kebetulan saja. Pertemuan yang tak direncanakan itu sesungguhnya kongkow-kongkow rutin bersama teman-teman di saban petang, di mal-mal ibukota. Dan, hari itu saya ngopi di Plaza Indonesia, bersama fotografer senior, Makhfudz Sapp.
Ketika saya datang, mereka sudah nampak duduk berdua di gerai Cinnamon sembari menikmati teh tarik. Saya langsung bergabung, lalu kami berkenalan. Saya bicara Inggris patah-patah, ia menjawabnya dengan Bahasa Indonesia tergagap-gagap. Makhfudz tersenyum-senyum saja.
Beberapa hari kemudian makhfudz  menghubungi saya lagi untuk --lagi-lagi kongkow-kongkow, sambil ngopi di Warkop Phoenam Gondangdia bersama orang-orang hebat asal Makassar. Di situ saya bisa mengenal karya  Salvy de Saunhac yang unik-unik dan sudah mendunia. Salah satu di antaranya ia namai Dollar Dog yang bernilai sekitar 50 ribu. Ulasan secara lengkap soal karya-karyanya itu bisa dibaca di inflight magazine Lion Mag dan Batik.
22 tahun lebih baru Salvy de Saunhac menginjakkan lagi kakinya di negeri ini, membawa karya-karya spektakulernya. Ia sudah keliling Jakarta, dari museum ke museum. Mendatangi Yogyakarta dan Bali. Sebelumnya, ia telah ke Singapura dan Hongkong.
Senang bisa akrab dengannya.
ZT - Kemayoran, 23 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H