Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dari Perahu Sandeq ke Dollar Dog

23 Februari 2018   10:30 Diperbarui: 13 Maret 2018   23:55 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkenalan dengan Salvy de Saunhac bulan lalu, hanya secara kebetulan saja. Pertemuan yang tak direncanakan itu sesungguhnya kongkow-kongkow rutin bersama teman-teman di saban petang, di mal-mal ibukota. Dan, hari itu saya ngopi di Plaza Indonesia, bersama fotografer senior, Makhfudz Sapp.

Ketika saya datang, mereka sudah nampak duduk berdua di gerai Cinnamon sembari menikmati teh tarik. Saya langsung bergabung, lalu kami berkenalan. Saya bicara Inggris patah-patah, ia menjawabnya dengan Bahasa Indonesia tergagap-gagap. Makhfudz tersenyum-senyum saja.

salvi-1-5aa802ddf133445e500a86e2.png
salvi-1-5aa802ddf133445e500a86e2.png
Oalah... inilah sosok yang sering Makhfudz ceritakan kepada saya! Bahwasanya, ia punya teman orang Prancis, tinggal di kota Toulouse. Seorang seniman patung perunggu yang terkenal dengan karya-karya uniknya. Ternyata Salvy sudah pernah datang dan mengenal Indonesia sejak tahun 1993. Ia pernah ke Sumatera. Pernah tinggal di Jakarta beberapa saat. Di Makassar juga ia pernah wara-wiri. Dan, Makhfudz beberapa kali berkunjung ke rumah Salvy di Prancis.

Beberapa hari kemudian makhfudz  menghubungi saya lagi untuk --lagi-lagi kongkow-kongkow, sambil ngopi di Warkop Phoenam Gondangdia bersama orang-orang hebat asal Makassar. Di situ saya bisa mengenal karya  Salvy de Saunhac yang unik-unik dan sudah mendunia. Salah satu di antaranya ia namai Dollar Dog yang bernilai sekitar 50 ribu. Ulasan secara lengkap soal karya-karyanya itu bisa dibaca di inflight magazine Lion Mag dan Batik.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Bersama Makhfudz dan beberapa orang muda kreatif di Makassar, Salvy adalah dalang dari even Sandeq Race pertama dari Kota Makassar ke kabupaten Majene sekitar tahun 1995. Ia pula yang membawa perahu Sandeq melanglang hingga Ke Paris. Selama setahun Sandeq bertengger di salah satu pameran di kota mode tersebut.

22 tahun lebih baru Salvy de Saunhac menginjakkan lagi kakinya di negeri ini, membawa karya-karya spektakulernya. Ia sudah keliling Jakarta, dari museum ke museum. Mendatangi Yogyakarta dan Bali. Sebelumnya, ia telah ke Singapura dan Hongkong.

Senang bisa akrab dengannya.

ZT - Kemayoran, 23 Februari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun