Dengan nada yang menggebu-gebu dan kadang sesekali menghela nafas sambil Pak madiri bercerita dengan kedua tangannya yang terus bergerak lihay memasang ban.
Selsai mesang ban kemudian pak Mad merapihkan peralatan tambal ban nya ke bawah kolong tempatnya beristirahat.
Sambil menunggu hujan reda saya masih seksama mendengarkan cerita pak madiri tak lupa saya membakar sebatang rokok lagi untuk melengakapi suasana malam itu.
Kemudian cerita berlanjut, tentang kondisi yang memprihatinkan yang dialami hampir seluruh masyarakat, kala itu pandemi covid-19 melanda Seluruh Dunia termasuk Indonesia.
Pandemi COVID-19 dan berbagai kebijakan pembatasan yang menyertainya telah memberikan dampak yang signifikan bagi banyak orang, tak terkecuali para pelaku usaha kecil. Salah satu kisah yang mencerminkan betapa beratnya tantangan yang dihadapi adalah kisah Pak Madiri ini.Â
Semua berubah ketika pemerintah memberlakukan pembatasan ketat. Warung kopi Pak Madiri sepi, bahkan untuk sekadar menutupi kerugian pun sulit. Tabungan Pak Madiri terkuras habis, asuransi dicairkan untuk menutupi kerugian dan biaya pendidikan anak-anaknya. Hingga akhirnya, Pak Madiri harus merelakan warung kopinya dijual.
Setelah menjual warung kopinya, Pak Madiri memulai profesi baru sebagai tukang tambal ban. Penghasilannya jauh berbeda dibandingkan saat memiliki warung kopi. Dalam sehari, Pak Madiri hanya mampu mengumpulkan uang sekitar 50 hingga 70 ribu rupiah.
Cobaan tak berhenti sampai di situ. Suatu hari, alat pembakaran tambal ban Pak Madiri hilang dicuri. Usahanya pun sempat tersendat beberapa hari karena ia harus mencari pinjaman uang untuk membeli alat baru. Semangat Tak Pernah Padam Meski banyak cobaan yang harus dihadapi, Pak Madiri tetap semangat menjalani hidup. Ia bersyukur dengan profesinya yang sekarang, meskipun penghasilannya tidak seberapa, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beban modal operasionalnya pun jauh lebih ringan dibandingkan saat memiliki warung kopi.Â
"Pak, hujannya sudah reda nih. Saya pamit ya, sudah malam juga. Terima kasih banyak atas kopinya dan ceritanya. Inspiratif sekali."
Pak Madiri: "Iya, Nak. Hati-hati di jalan. Semoga selamat sampai tujuan."
Hujan telah reda, malam semakin larut. Saya meninggalkan Lapak Pak Madiri dengan membawa segudang pelajaran berharga. Kisahnya akan selalu saya ingat, tentang semangat pantang menyerah, kerja keras, dan keyakinan bahwa rezeki tidak pernah tertukar. Semoga kita semua bisa meneladani semangat Pak Madiri dalam menjalani hidup ini.