Mohon tunggu...
zainal basyar
zainal basyar Mohon Tunggu... Ahli Gizi - mahasiswa psikologi

my life my miracle

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konseling tentang Kedisiplinan

9 Desember 2019   05:00 Diperbarui: 9 Desember 2019   05:19 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Sondang P. Siagian, disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut (sondang, 305: 2008). Tulus (2004) menjelaskan bahwa disilin adalah mengikuti dan menaati eraturan, nilai dan hukum yang berlaku. Sedangkan menurut Suharsini Arikunto mengatakan disiplin merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan (Arikunto, 114: 1993).

Menurut Singodimedjo mendefinisikan disiplin sebagai sikap kesediaan dan kerelaan seorang santri untuk mematuhi dan menaati norma- norma peraturan yang berlaku di sekitarnya. Disiplin santri yang baik akan mempercepat tujuan lembaga pesantre, sedangkan disiplin yang rendah akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan pesantren (Ulum, 2010: 35).

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Kennet W. Requena menjelaskan tentang kata disiplin yang dalam bahasa inggris discipline, berasal dari kata bahasalatin yang sama (discipulus) yang dengan kata discipline mempunyai makna yang sama yaitu mengajari atau mengikuti pemimpin yang dihormati (Kenneth,2005: 12).

Sikap disiplin yang baik menurut Andrini & Gabriella (2012) adalah sikap disiplin yang sifatnya internal yaitu yang disertai tanggungjawab dan atas kesadaran diri siswa sendiri untuk mentaati norma dan aturan yang berlaku. Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaaan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku.

Maman Rachman (1999 dalam Tu'u 2004) menyatakan disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Setiap sekolah memiliki peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua siswa. Kesadaran untuk menegakkan peraturan itu merupakan dasar bagi siswa dalam beraktivitas sesuai dengan peran, tugas, dan kewajiban masing-masing. Agar disiplin dapat dijamin dalam penerapan dan pelaksanaannya maka perlu diberi sanksi kepada mereka yang melanggarnya.

Aspek-aspek Sikap Disiplin

Menurut Slameto (1992), ciri-ciri orang yang disiplin yaitu: orang yang selalu tepat waktu dan taat pada tata tertib. Sedangkan menurut M. Hasibuan (1997), orang yang disiplin adalah: orang yang selalu tepat dalam waktu dan tindakan, mengerjakan pekerjaan dengan baik dan mematuhi peraturan dan norma yang berlaku.

Ketepatan

Kata "Tepat" dalam kamus umum bahasa indonesia diartikan dengan enam arti yaitu: 1) Betul atau lurus, berbetulan benar, 2) Kena benar, 3) Persis, tidak selisih sedikit pun, 4) Betul atau cocok, 5) Jitu, dan 6) Betul atau kena (Poerwadarminata, 1976). Ketepatan merupakan hal yang sangat signifikan dalam mencapai tujuan, karena dengan ketepatan, setiap apa yang dilakukan menjadi tidak sia-sia dan sesuai dengan yang telah direncanakan. Ketepatan dalam hal ini bisa diartikan sebagai ketepatan dalam merencanakan dan ketepatan dalam bertindak.

Mengerjakan pekerjaan dengan baik

Pekerjaan merupakan rangkaian perbuatan tetap yang dilakukan oleh seseorang yang menghasilkan sesuatu yang dapat dinikmati, baik langsung maupun tidak langsung, baik hasil itu berupa jasa maupun barang.Perbuatan di sini dapat diartikan sebagai gerakan teratur yang dilakukan dengan menggunakan anggota badan, panca indera, serta dikendalikan oleh pikiran, sehingga terdapat keserasian dalam gerakan, yaitu terdapatnya kodinasi yang tinggi pada anggota badan, panca indera dan pikiran. Perbuatan yang teratur merupakan suatu proses yang akan mewujudkan sesuatu yang bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Mematuhi peraturan dan norma yang berlaku

Setiap wilayah atau tempat. Baik itu rumah, sekolah, tempat ibadah, tempat kerja, tempat hiburan dan sebagainya, pasti mempunyai aturan- turan tertentu yang harus dipatuhi oleh orang yang terlibat di dalamnya, hal ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang tertib demi kebaikan bersama. Ketaatan terhadap setiap aturan, wajib dijalankan oleh setiap orang dan orang yang tidak taat di kategorikan menyimpang dan amoral. Setiap tindakan yang menyalahi aturan akan menimbulkan konflik dan merugikan baik bagi dirinya maipun orang lain. Oleh karena itu kepatuhan terhadap aturan merupakan aspek penting dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Sedangkan menurut pendapat Moedjiono menyebutkan bahwa aspek-

aspek kedisiplinan adalah sebagai beikut:

a. Ketaatan dan Kepatuhan

Pengetahuan. Menunjukkan pengetahuan siswa dalam melihat arti dari sebuah kedisiplinan belajar.

Perilaku. Menunjukkan tanggapan atau reaksi berupa tindakan nyata untuk disiplin waktu proses belajar sedang atau akan berlangsung.

b. Kesadaran

Keadaan tahu, mengerti, dan merasa.Menunjukkan keadaan tahu,mengerti, dan merasa tentang makna dan tujuan disiplin dalam belajar.

kesadaran pribadi. Menunjukkan keasadaran pribadi siswa mengenai pentingnnya disiplin dalam belajar

c. Kesetiaan pribadi

Konsisten. Menunjukkan adanya keseimbangan antara tindakan yang dilaksanakan dengan ucapan

Tanggungjawab. Menunjukkan sikap berani menanggung semua resiko atau konsekuensi dari apa yang telah dilakukannya (Hasibuan,J.J, Dip. Ed, dan Moedjiono, 1997).

Bentuk-bentuk Sikap Disiplin

Menurut G.R. Terry (1993), disiplin dapat timbul dari diri sendiri dan dari perintah, yang terdiri dari :

Self Inposed Discipline yaitu disiplin yang timbul dari diri sendiri atas dasarkerelaan, kesadaran dan bukan timbul atas dasar paksaan. Disiplin ini timbulkarena seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya dan merasa telah menjadibagian dari organisasi sehingga orang akan tergugah hatinya untuk sadar dansecara sukarela memenuhi segala peraturan yang berlaku.

Command Discipline yaitu disiplin yang timbul karena paksaan, perintah danhukuman serta kekuasaan. Jadi disiplin ini bukan/timbul karena perasaan ikhlas dan kesadaran akan tetapi timbul karena adanya paksaan/ancaman dari orang lain.

Faktor yang Mempengaruhi Sikap Disiplin

Prijodarminto (1992), menjelaskan bahwa disiplin akan membuat individu tahu dalam membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, dan yang tidak sepatutnya dilakukan karena merupakan ha-hal yang dilarang. Hurlock (1970), memaparkan bahwa ada dua faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya satu kedisiplinan dalam diri seseorang, yaitu:

Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu yang meliputi.

Faktor pembawaan

Menurut aliran nativisme bahwa nasib anak itu sebagian besar berpusat pada pembawaannya sedangkan pengaruh lingkungan hidupnya sedikit saja. Baik buruknya perkembangan anak, sepenuhnya bergantung pada pembawaannya. Pendapat itu menujukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan orang bersikap disiplin adalah pembawaan yang merupakan warisan dari orang tuanya.

Faktor kesadaran

Kesadaran adalah hati yang telah terbuka atas pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan. Disiplin akan lebih mudah ditegakkan bilamana timbul dari kesadaran setiap insan, untuk selalu mau bertindak taat, patuh, tertib, teratur bukan karena ada tekanan atau paksaan dari luar.

Faktor minat dan motivasi

Minat adalah suatu perangkat manfaat yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan-perasan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Sedangkan motivasi adalah satu dorongan atau kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

Faktor pengaruh pola pikir

Amin (1975) Menjelaskan bahwa ahli ilmu jiwa menetapkan bahwa pikiran itu tentu mendahului perbuatan, maka perbuatan berkehendak itu dapat dilakukan setelah pikirannya. Pola pikir yang telah ada terlebih dahulu sebelum tertuang dalam perbuatan sangat berpengaruh dalam melakukan suatu kehendak atau keinginan. Jika orang mulai berpikir akan pentingnya disiplin maka ia akan melakukannya. 

Faktor Eksternal .

Contoh atau Teladan

Teladan atau modelling adalah contoh perbuatan dan tindakan sehari-hari dari orang yang berpengaruh. Teladan yang ada di lingkungan individu akan sangat berpengaruh terhadap perilakunya. Setiap perilaku yang dilakukan oleh sang model akan dicontoh oleh individu karena sang model berpengaruh dalam pembentukan karakter individu.

Nasihat

Menasihati berarti memberi saran-saran percobaan untk memecahkan suatu masalah berdasarkan keahlian atau pandangan yang objektif. Memberikan nasihat yang baik akan menjadikan seorang anak untuk berbuat yang lebih teratur dari perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian seorang anak akan melatih dirinya untuk berdisiplin sesuai dengan nasihat yang telah diterimanya.

Latihan

Melatih berarti memberi anak-anak pelaaran khusus atau bimbingan untuk mempersiapkan mereka menghadapi kejadian atau masalah -masalah yang akan datang. Latihan melakukan sesuatu dengan disiplin yang baik dapat dilakukan sejak kecil sehingga lama-kelamaan akan terbiasa melaksanakannya. Segala sesuatu dimulai dari suatu keterpaksaan yang kemudian akan menjadikannya menjadi sebuah kebiasaan dan selanjutnya akan menjadi sebuah kebutuhan.

Lingkungan

Menurut Patty (dalam Baharudin 2007) dalam psikologi pendidikan menjelaskan bahwa lingkungan merupakan suatu yang mengelilingi individu di dalam hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan fisik seperti orang tua, rumah, kawan bermain, dan masyarakat sekitar maupun dalam bentuk lingkungan psikologis seperti perasaan-perasaan yang dialami, cita-cita, persoalan-persoalan yang dihadapi dan sebagainya. Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses pendidikan adalah lingkungan, demikian juga dalam disiplin.

Pengaruh kelompok

Darajat memperhatikan (1970) menjelaskan penerimaan sosial bahwa dari para remaja teman-temannya, sangat ingin diperhatikan dan mendapat tempat dalam kelompok teman-temannya itulah yang mendorong remaja meniru apa yang dibuat, dipakai dan dilakukan teman-temannya. Hal ini menujukkan bahwa pengaruh kelompok lebih kuat dibandingkan dengan yang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun