Mohon tunggu...
Zainal Abidin El Hanifa
Zainal Abidin El Hanifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

saya saat ini sedang menempuh jenjang perguruan tinggi di Yogyakarta dan sedang mencoba untuk menulis di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dinasti Mongol dan Penyerangan ke Kota Baghdad

20 Juni 2024   16:19 Diperbarui: 20 Juni 2024   16:19 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Serangan Mongol ke Baghdad, source: https://id.wikipedia.org/wiki/Pengepungan_Baghdad_%281258%29  

Sejarah Bangsa Mongol

Menurut salah seorang profesor sejarah, orang-orang Mongol pada mulanya adalah suku-suku nomaden yang hidup secara nomaden/berpindah-pindah. Oleh karena itu sebelum menjadi sebuah Kekaisaran, mereka awalnya terpecah menjadi suku-suku yang mendiami kawasan padang rumput di Asia Tengah. Karena sangat bergantung pada kondisi alam, Bangsa Mongol akhirnya hidup dengan kelompok-kelompok kecil dengan rumah berbentuk tenda yang dapat dibongkar-pasang untuk memudahkan perpindahan sewaktu-waktu.

Karena mengandalkan kuda sebagai kendaraan bermigrasi, mereka dikenal dengan bangsa yang sangat ahli di dalam berkuda. Untuk menunjukkan dominasi satu sama lain, tidak jarang mereka melakukan peperangan antar suku. Bangsa Mongol terbilang merupakan suku yang unik, Profesor Peter Golden dari Universitas  Rutgers mengatakan bahwa suku Mongol adalah kaum barbar yang temperamental dan tidak pernah membersihkan diri mereka dengan mandi.

Akan tetapi walaupun dikenal dengan bangsa yang suka berperang, orang-orang Mongol merupakan bangsa yang sangat menghargai kedudukan para wanita. Perempuan-perempuan Mongol berperan dalam hal migrasi. Menurut Ensiklopedia Sejarah Dunia,  dibandingkan bangsa lain saat itu, Perempuan Mongol memiliki pengaruh penting dalam hal perkembangan bangsa mereka sendiri. Perempuan Mongol  bertugas untuk menggembala, memasak, bahkan bertugas untuk mengkordinir migrasi dan pembangunan tenda-tenda. Perempuan Mongol juga diberikan kebebasan dalam berpendapat di dalam sebuah pertemuan.

Bangsa Mongol mulai menjadi kekaisaran yang besar tak lepas dari perang tokoh legendaris Mongol bernama Genghis Khan. Sebelum mendapatkan nama Genghis Khan, ia adalah seorang anak bernama Temujin. Nama Temujin sendiri diberikan oleh ayahnya sesuai dengan tradisi, yang mana memberikan nama bayi laki-laki sesuai dengan nama musuh yang berhasil ditangkap. Ia merupakan anak dari salah satu kepala suku yang bernama Yesugei. Ketika masih kecil, ayah Temujin diracuni oleh salah satu suku yang menjadi musuhnya hingga meregang nyawa. Hal ini membuat kehidupan masa kecil Temujin diwarnai dengan masa-masa yang sulit.

Beranjak dewasa, Temujin berubah menjadi pemuda yang disegani karena mampu merangkul suku-suku lain dan membentuk aliansi. Adapun suku yang tidak mau bersatu akan diperangi hingga mereka mau bergabung. Untuk memudahkan keinginannya ini, Temujin akhirnya membuat kebijakan dengan mengubah peraturan lama dalam promise militer. Pengangkatan yang awalnya bersifat monarki diubah dengan melihat pada prestasi tiap individu. Akhirnya setiap orang termotivasi untuk meningkatkan kemampuan diri dalam bidang militer.

Selain itu ia juga membuat kebijakan dengan membagi-bagi kelompok suku musuh yang baru bergabung dan menyebarnya ke suku lain. Hal ini dibuat bertujuan agar mereka tidak bisa berkumpul dan melakukan upaya perlawanan. Kebijakan ini terus dilakukan sembari mengembara ke beberapa wilayah suku lain dan pada akhirnya berhasil menghimpun Bangsa Mongol menjadi satu. Pada tahun 1206 M, Temujin akhirnya diangkat menjadi Pemimpin Umum Bangsa Mongo dan diberikan gelar nama sebagai Gengis Khan. Tahun ini juga menjadi awal munculnya Kekaisaran Mongol di Dunia.

Pada masa pemerintahan Gengis Khan, dengan cepat Kekaisaran Mongol memperluas kekuasaannya. Saat itu ia berhasil menguasai wilayah Khawarizm sampai wilayah Beijing (China) hanya dalam dua puluh tahun. Gengis Khan akhirnya wafat pada tahun 1227 M dan meninggalkan kekuasaan yang terus meluas.

Patung Genghis Khan, source: https://id.pinterest.com/pin/569142471668041043/
Patung Genghis Khan, source: https://id.pinterest.com/pin/569142471668041043/

Wafatnya Kaisar Gengis Khan akhirnya memecah kekuasaan Mongol menjadi 4 wilayah Kekaisaran. Kekaisaran-kekaisaran tersebut diantaranya Dinasti Yuan Timur (Kubilai Khan), Dinasti Ilkhanat di Barat Daya (Hulagu Khan), Dinasti Thaikanat di Asia Tengah (Timur Lenk dan Babur), dan  Dinasti Golden Horse di Barat Laut. Terpecahnya kekaisaran ini tidak lepas dari tujuan dan kepentingan dari masing-masing anak Hulagu Khan yang mewariskan kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun