Mohon tunggu...
Zainal Abidin El Hanifa
Zainal Abidin El Hanifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

saya saat ini sedang menempuh jenjang perguruan tinggi di Yogyakarta dan sedang mencoba untuk menulis di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Bangsa Yahudi bagian III: Raja-Raja Yahudi

18 Januari 2024   09:00 Diperbarui: 19 Januari 2024   21:25 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sourch: https://id.pinterest.com/pin/9992430414871313/

Setelah nabi Yoshua (Yusya as.) wafat, bangsa Yahudi mengalami kekosongan kepemimpinan. Hal ini membuat mereka lalai dan jauh dari ajaran agama. Tidak adanya pemimpin yang menjadi pelindung membuat Yahudi mengalami penindasan oleh salah satu bangsa yang hidup berdampingan dengan mereka, bangsa tersebut bernama bangsa Amaliqah. Tidak jarang Amaliqah melakukan perampasan wilayah serta menculik anak-anak dan para pembesar Yahudi. Orang-orang Yahudi kemudian memohon kepada Allah swt. agar mengutus seorang nabi kepada bangsa mereka. Permintaan mereka kemudian dikabulkan dengan diutusnya seorang nabi bernama Samuel as. (Sham'un).

Pada akhir masa kepemimpinan nabi Samuel as., bangsa Yahudi menginginkan agar Samuel as. mengangkat di antara mereka seorang raja sebagai pemimpin mereka. Mereka saat itu iri dengan bangsa-bangsa lain yang dipimpin oleh raja-raja yang perkasa. Samuel as. menasehati mereka bahwa keberadaan seorang raja di antara mereka justru akan menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sebagaimana pandangan mereka terhadap nabi-nabi sebelumnya, bangsa Yahudi mengacuhkan peringatan tersebut dan lebih mementingkan ego mereka. Maka saat itu kemudian Nabi Samuel mengangkat Saul sebagai seorang raja. Di dalam Al-Qur'an Saul dikenal dengan nama Talut. Pada awalnya bangsa Yahudi menolak Talut dipilih sebagai seorang raja. Akan tetapi, setelah diyakinkan oleh nabi Samuel as., merekapun menerimanya. Terbukti Talut berhasil memimpin bangsa Yahudi berperang melawan bangsa Amaliqah.

ilustrasi pertarrungan Daud melawan raja Jalut, sourch: https://id.pinterest.com/pin/26106872834925492/
ilustrasi pertarrungan Daud melawan raja Jalut, sourch: https://id.pinterest.com/pin/26106872834925492/

Sepeninggalan Talut, bangsa Yahudi dipimpin oleh seorang nabi bernama David (Daud as). Bukan tanpa sebab, dipilihnya Daud as.  sebagai pengganti dikarenakan ia berhasil menumbangkan raja Amaliqah yang bernama Jalut. Nabi Daud memerintah selama 40 tahun dengan membawa kemakmuran bagi rakyat Yahudi. Pada masanya juga dibuat tembok, istana, dan tempat ibadah. Kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh anak Nabi Daud yang bernama Raja Sulaiman (Solomon). Raja Sulaiman membangun tempat ibadah bangsa Yahudi serta membagi wilayah  menjadi 12 daerah, dengan 10 daerah berada di wilayah utara dan 2 lainnya berada di wilayah selatan.

peta wilayah kerajaan bangsa Yahudi, sourch: https://id.pinterest.com/pin/269160515205601645/
peta wilayah kerajaan bangsa Yahudi, sourch: https://id.pinterest.com/pin/269160515205601645/

Setelah Nabi Sualiman wafat pada tahun 935 SM, kerajaan kemudian dipimpin oleh anaknya yang bernama Rahub'am. Wafatnya Raja Sulaiman juga pada akhirnya membagi kekuasaan Yahudi atas dua kerajaan besar, kerajaan Israel di utara  dan kerajaan Yahuda di selatan. Pecahnya Bangsa Yahudi ini tidak lepas dari rencana bangsa-bangsa sekitar yang ingin menguasai wilayah Kan'an. Tidak jarang kedua kerajaan ini terlibat konflik saudara dengan menjalin sekutu dengan bangsa-bangsa lain seperti Mesir dan Asyiria (Babilonia). Konflik membuat dua kerajaan tersebut melemah sehingga pada tahun 721 SM, kerajaan Israel ditaklukkan oleh Mesir dan kemudian disusul kerajaan Yahuda yang ditaklukan Babilonia tahun 586 SM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun