Kemajuan lain yang dimiliki orang-orang Amoria adalah mereka telah mengenal sistem kepustakaan. Mereka menyediakan rumah khusus yang difungsikan sebagai tempat menyimpan lempengan-lempengan tanah liat yang telah ditulis. Lempengan-lempengan tanah liat ini tidak hanya memuat mengenai tulisan ilmiah, akan tetapi juga berisikan informasi mengenai perhitungan kalender, Â ramuan obat, sampai sistem jual-beli.Â
Namun, kejayaan yang dimiliki Babilonia tidak bertahan lama setelah kepemimpinan Hammurabi. Seperti yang disebutkan sebelumnya selama kepemimpinannya, Hammurabi banyak melakukan penaklukan ke kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Mesopotamia. Mereka dipaksa untuk tunduk dan mengikuti sistem hukum yang dibuat Hamurabi. Maka dari itu di akhir kepemimpinan Hammurabi, beberapa kerajaan seperti Isin, Larsa, dan Ur memberontak dan menyerukan perang melawan Babilonia.
Pemberontakan terus berlanjut di masa pemerintahan Samsuiluna (anak Hammurabi). Ia harus menanggung akibat dari ambisi ayahnya untuk menguasai seluruh wilayah Mesopotamia. Maka dari itu kepemimpinannya sebagian besar dihabiskan untuk meredam upaya pemberontakan dari mereka yang menuntut untuk merdeka. Kekuatan Babilonia semakin melemah tatkala orang-orang Kassit dari Pegunungan Zagros merebut sebagian wilayah Babilonia dan mendirikan kekuasaannya di perbatasan. Kondisi yang kian terpuruk dimanfaatkan oleh orang-orang Assyiria untuk menaklukkan Kerajaan Babilonia di tahun 1712 SM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H