Dewa yang digambarkan memiliki sifat dan fisik yang sama dengan manusia. Di antara mereka memiliki sifat yang baik dan buruk, jenis kelamin, serta terkadang melakukan peperangan.Â
Pengkarakteran Dewa-Dewa pada dasarnya disesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat setempat. Misalnya Apollo sebagai dewa kesenian dan matahari, Athena sebagai dewi kearifan dan kebijaksanaan, Artemis sebagai dewi Bulan dan Pemburu, Hades sebagai dewa Alam Bawah, dan sebagainya.Â
Dalam hal peribadatan, orang Yunani tidak banyak membangun kuil-kuil, mereka hanya membuat altar dengan tokoh pendeta yang berasal dari golongan perempuan.
Majunya sebuah peradaban tidak lepas dari berkembangnya prekonomian. Perekonomian sangat bergantung pada topografi wilayah yang didiami. Wilayah Yunani yang dipenuhi pegunungan dan tebing terjal membuat sektor pertanian tidak berkembang.Â
Di sisi lain, wilayah yang dipenuhi pulau dan tanjung mendukung adanya sistem perdagangan baik antar pulau maupun antar benua.Â
Bangsa Minoa dan Mycenae sama-sama menggantungkan hidup mereka melalui perdagangan. Komoditi seperti tembikar, perhiasan, logam, dan tekstil merupakan barang yang rutin dibeli oleh orang-orang Sumeria dan Mesir.
Konstruksi tanah yang kering di wilayah Athena sehingga produksi kerajinan tanah liat menjadi suatu hal yang menguntungkan. Maka sektor perdagangan dan industri menjadi penunjang perekonomian masyarakat Athena.Â
Akan tetapi, Â di wilayah Peloponesia justru memiliki wilayah yang subur, maka tidak heran jika masyarakat di sana banyak menjadikan hasil ladang dan perkebunan sebagai komoditas perdagangan.Â
Dari beberapa pemaparan di atas, maka dapat disimpulan bahwa perdagangan menjadi penyumbang terbesar dalam peningkatan perekonomian masyarakat Yunani.
- Filsafat
Fisafat Yunani pertama kali muncul sekitar abad ke-6 SM. Filsafat muncul karena adanya dorongan untuk mengetahui mengenai rahasia alam semesta. Kata philosopos pertama kali diperkenalkan oleh phytagoras dan menjadi kata yang popular sejak dipakai oleh Socrates dan juga Plato.Â
Filsafat bersumber dari upacara-upacara keagamaan yang pada saat itu harus menumbalkan manusia. Jadi perkembangan fisafat waktu itu ingin mengetahui rahasia-rahasia dari upacara keagamaan dan korban yang dilakukan. Inti dari filsafat ini adalah menyikap tabir rahasia alam semesta dan isinya.Â