Mohon tunggu...
Zainal Fauzi
Zainal Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi S1 Universitas Mercu Buana

Zainal Fauzi | 46122120042 | Fakultas Psikologi | Universitas Mercu Buana | Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak | MK Kewirausahaan 1 -"Berada dalam proses untuk mencapai pemahaman mendalam tentang pikiran manusia melalui teori serta metode dari sudut pandang Psikologi"-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Kelayakan Bisnis Ceker Ayam Tulang Lunak Ceker Kresz Nyesz

16 November 2023   02:32 Diperbarui: 16 November 2023   03:32 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CEKER KRESZ NYESZ PENERIMAAN/PENOLAKAN [ZAINAL FAUZI - 2023]

1. Pendahuluan/Summary

LATAR BELAKANG

Pada pendahuluan ini, kami ingin membahas tentang fenomena seputar ceker ayam dan potensi bisnis camilan ceker krispi tulang lunak di Indonesia. Ceker ayam, meskipun jumlahnya melimpah, seringkali hanya dianggap sebagai pelengkap dalam hidangan utama. Masyarakat umumnya memiliki persepsi negatif terhadap ceker ayam, dianggap sebagai bagian yang kurang diminati atau dihindari dalam konsumsi makanan sehari-hari.

Namun, melalui inovasi ceker krispi tulang lunak, terbuka peluang untuk mengubah pandangan ini. Ceker krispi tulang lunak dapat dihadirkan sebagai camilan yang lezat dan menggugah selera, membuka potensi pasar baru untuk produk ini. Terlebih lagi, kebiasaan masyarakat Indonesia yang semakin tinggi dalam kegiatan ngemil, terutama semenjak pandemi, menciptakan peluang besar untuk produk camilan yang unik dan menarik.

Pandemi, meskipun membawa dampak negatif, juga memberikan dampak positif terhadap industri camilan. Masyarakat yang lebih banyak beraktivitas di rumah memunculkan kebutuhan akan variasi camilan yang dapat dinikmati di waktu luang. Hal ini menciptakan peluang bagi produk seperti ceker krispi tulang lunak untuk mendapatkan perhatian lebih dari konsumen yang mencari variasi baru dalam kegiatan ngemil mereka.

Survei yang berjudul 'The State of Snacking 2020' dilakukan secara daring pada periode 6-20 Oktober 2020. Penelitian ini mengamati kebiasaan, pandangan, dan tren terkait ngemil di 12 negara, termasuk Indonesia, dengan total responden lebih dari enam ribu orang. Selama masa pandemi, 60 persen dari responden Indonesia mengakui bahwa mereka lebih sering ngemil dibandingkan sebelumnya. Angka ini mencatatkan peningkatan sebesar 14 persen dari rata-rata global yang sebesar 46 persen. Bahkan, 64 persen dari responden menyatakan bahwa ngemil dianggap sebagai aktivitas yang sangat penting.

Hasil survey yang telah kami lakukan pada area stasiun Dukuh Atas dan Harjamukti Cibubur menunjukkan bahwa belum ada bisnis sejenis yang menawarkan ceker krispi tulang lunak di sana. Ini dapat diinterpretasikan sebagai peluang bisnis yang potensial, terutama jika mempertimbangkan bahwa traffic di kedua lokasi tersebut cukup padat. Kepadatan lalu lintas menciptakan peluang untuk menarik perhatian konsumen yang sedang mencari camilan cepat saji yang unik dan enak.

Dengan demikian, tulisan ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang potensi bisnis ceker krispi tulang lunak sebagai camilan yang inovatif dan menghadapi tantangan persepsi negatif terhadap ceker ayam. Dengan memanfaatkan perubahan perilaku konsumen dan peluang pasar yang muncul akibat pandemi, bisnis ini dapat menjadi alternatif menarik di pasar camilan Indonesia.

SEPUTAR FAKTA TENTANG CEKER AYAM KRISPI TULANG LUNAK

Ada beberapa fakta seputar ceker ayam krispi tulang lunak yang mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat. Ceker ayam, meskipun sering dianggap sebagai pelengkap, memiliki keistimewaan tersendiri. Kaya akan kolagen, ceker ayam mengandung nutrisi penting seperti protein, kalsium, dan fosfor, yang bermanfaat untuk kesehatan tulang, kulit, dan persendian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun