Dengan memahami dinamika tim yang lebih mendalam, pemerintah desa dapat lebih siap menghadapi perubahan yang tidak terduga, memastikan bahwa pelayanan publik tetap berjalan dengan baik.
***
Dalam konteks pemerintahan desa, ketahanan organisasi bukan hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga tentang bagaimana perangkat desa dapat menjaga solidaritas, fleksibilitas, dan komunikasi yang baik dalam menghadapi krisis. Penelitian Preller dkk. (2023) mengajarkan bahwa ketika pemimpin atau anggota kunci keluar dari organisasi, respons psikologis dan perilaku dari tim yang tersisa sangat menentukan kelangsungan operasional dan keberhasilan program. Untuk pemerintah desa, membangun ketahanan tim ini harus menjadi prioritas, terutama mengingat pergantian kepala desa yang tidak terhindarkan.
Ke depan, pemerintah desa harus lebih proaktif dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi krisis internal seperti keluarnya pemimpin. Pelatihan kepemimpinan yang terus menerus, penguatan komunikasi antar perangkat desa, serta fleksibilitas dalam berbagi tanggung jawab akan membantu menciptakan pemerintahan desa yang lebih tangguh. Dengan strategi ini, desa dapat lebih siap menghadapi tantangan tanpa mengorbankan pelayanan publik dan pembangunan yang berkelanjutan.
Referensi :Â
Preller, R., Breugst, N., Patzelt, H., & Dibbern, R. (2023). Team resilience building in response to co-founder exits. Journal of Business Venturing, 38, 106328. https://doi.org/10.1016/j.jbusvent.2023.106328
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H