Perlu kita sadari bahwa tidak semua apapun yang kita lakukan itu berjalan mulus, seperti yang yang dialami ibu sofinar sebelumnya dalam berladang, Terkadang ladangnya ini tidak membuahkan hasil yang dinginkan, ditambah pula kondisi cuaca yang terkadang tidak memungkinkan, itulah salah satu faktor gagalnya panen. Walaupun demikian Ibu Sofinar dan Bapak Masandri terus bersemangat dan bekerja keras agar ladang jagungnya membuahkan hasil yang diinginkan.
Sebenarnya masih banyak yang ingin saya ceritakan, tapi ini mungkin karena keterbatasan publik atau privasi bapak dan ibu ini tentu saya batasi untuk diberitahukan kepada teman-teman semuanya. Dari sini kita bisa mengambil hikmah dari cerita hidup ibu sofinar dan bapak masandri bahwa semangat dan rasa syukur kepada tuhan YME itu adalah suatu hal yang paling penting dalam menjalani hidup. Tanpa adanya semangat tidak akan ada muncul niat untuk bekerja keras. Seperti  bapak dan ibu ini mereka yang bekerja keras untuk menyambung hidup dalam kondisi apapun.
Yang perlu kita bersana ketahui bahwa Tuhan memberikan cobaan kepada kita semua itu berbeda-beda sesuai dengan kesanggupan kita menghadapi cobaan itu, hal itu semua tentu bukan berarti tuhan membenci kita atau melupakan kita, tapi Tuhan tidak ingin kita melupakan sebuah rasa syukur atas kenikmatan yang diberikan Nya.
Terimakasih teman-teman sudah mau mampir dicerita saya kali ini, sebuah kebanggaan bagi saya jika teman-teman memberikan dukungan maupun tanggapan yang dapat teman-teman tulis di kolom komentar dibawah ini. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H