Organisasi pengekspor minyak OPEC dibawah pimpinan Arab Saudi berusaha membendung shale oil dengan cara menambah produksi negara-negara OPEC, terjadilah "oil glut", melimpah ruahnya minyak di dunia. Harga makin jatuh. Amerika malah untuk pertama kali tahun lalu mengekspor minyak mentahnya, hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Berdasarkan ahli teknologi, biaya produksi shale oil bahkan bisa dibawah US$ 20 per barrel dalam beberapa tahun mendatang. Itu artinya harga minyak bumi konvensional akan harus mengikuti penurunan itu. Diperkirakan minyak bumi akan berharga sekitar hanya US$ 20 per barrel pada dekade mendatang.
Yang pasti negara-negara lain sudah juga memproduksi shale oil yang teknologinya pasti akan dimiliki bersama dunia terlepas dari ada atau tidak adanya patent, karena berbagai ragam teknologi akan bersaing.
Kapan kita - Indonesia - mulai mengikuti jejak mereka? Yang pasti kekhawatiran Pak Jusuf Kalla bahwa harga mnyak bisa naik lagi sudah dapat disanggah.
Dengan turunnya harga minyak, semua komoditas juga ikut turun, seperti batubara, minyak sawit, mineral tambang dsb.
Semoga bermanfaat, salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H