Mohon tunggu...
Zainab canu
Zainab canu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Penyuka olahraga HIIT _ baca buku_fashion

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Copycat

21 Februari 2022   23:35 Diperbarui: 21 Februari 2022   23:46 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Copycat adalah kecendrungan meniru perilaku orang lain dari mulai aksen berbicara,tertawa, berjalan,berpenampilan dan bertindak. Hal ini bersifat alamiah sebagai bentuk eksistensi  dalam dirinya untuk sama dengan yang lainnya, begitupun perubahan aksen dan logat ternyata seringkali terjadi dan sulit dikontrol ketika kita berada dalam lingkungan mayoritas, tanpa sadar kita meniru dan mengikuti aksen bicara dan gerak-gerik saat  sedang berinteraksi.
Copycat bisa dibilang imitasi diri yang sering terjadi dalam kehidupan dan aktivitas sehari-hari. Dalam psikologi, imitasi merupakan proses belajar dengan cara mengidentifikasi dan mengamati perilaku orang dan lingkungan sekitar kemudian mengadopsinya. misalnya ketika pertama kali mengunjungi tempat makan, biasanya seseorang akan merasa bimbang saat ditawarkan beragam pilihan menu. Umumnya mereka sulit untuk mengambil keputusan menentukan pilihan menu yang akan dinikmati, beberapa kasus seseorang akan mengimitasi keputusan orang lain dengan cara bertanya kepada pelayan terkait menu favorit di tempatnya, atau sekedar menanyakan menu yang paling sering dipesan oleh pengunjung. Sebab seseorang lebih mengikuti keputusan secara emosional dengan mengesampingkan rasionalitasnya. Manusia punya kecendrungan tidak mau repot, orang lebih senang meniru atau menyamakan keputusannya pada orang yg lebih dulu membuat keputusan. alasan lain secara psikologis umumnya manusia tidak ingin terlihat berbeda atau tidak ingin terlihat rendah dibandingkan yang lain. Contoh lain, misalnya saat lagi hunting kuliner karena ingin mencicipi sesuatu yang berbeda tanpa ada rekomendasi tempat makan yang akan dituju, satu hal pasti yang jadi pertimbangan dalam menentukan tempat makan adalah tempat parkir, jika tempat parkirnya penuh berarti masakannya enak, sangat  simpel dan praktis, tinggal tiru saja apa yang dilakukan orang lain. Perilaku yang sama juga seringkali kita jumpai dalam hal belanja online, calon pembeli lebih tertarik mengamati rating dan komentar kepuasan pembeli sebelumnya sebagai pertimbangan untuk mendapatkan barang bagus dan sesuai, ketimbang deskripsi kategori barang yang ditampilkan. Covert Robert seorang konsultan penjualan mengatakan 95 persen manusia adalah sang Imitator dan hanya 5 persen Inisiator.
Perilaku imitasi atau ikut-ikutan merupakan naluri manusia sehinga manusia disebut dengan homo mimesis atau makhluk peniru karena pada dasarnya meniru adalah proses pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan diri, menyerap dan mengimplementasikan  nilai-nilai yang kita anggap baik, menguntungkan dan keren untuk ditiru, oleh karena itu diri kita, cara pandang kita dan seperti apa keputusan yang kita ambil ditentukan dan diwarnai oleh kualitas lingkungan sebagai proses pembentukan peniruan.
Meniru adalah cara seseorang untuk  mengkomunikasikan dan mempersentasikan dirinya sesuai dengan kerangka sistem sosial yang terbangun dilingkungannya agar bisa diterima dan mendapatkan identitas yang sama dengan lingkungan dimana dia berada, sehingga secara otomatis akan terbentuk sebuah pola dengan ciri khas perilakunya. Kumpulan mahasiswa aktivis dengan gaya urakan, rambut gondrong, akan menjadi magnet, menarik para mahasiswa dengan gaya urakan pula untuk ikut  bergabung bersamanya, para akademisi yang rajin dan produktive dalam menghasilkan sebuah karya tulis juga akan menjadi magnet untuk menarik bagi para akademisi lainnya untuk ikut terlibat dalam menghasilkan  sebuah karya tulis, ini disebabkan adanya struggle attractor (daya penarik) yaitu magnet yang menarik apa saja yang memiliki kualitas yang sama, menularkan dan menginfeksi orang-orang yang sejenis, sekualitas untuk berkumpul. Konsep ini disebut butterfley effect atau "efek kupu-kupu".
Pada banyak kasus, seorang pria berperilaku kewanita-wanitaan alias ngondek seringkali diawali dari pengkondisian lingkungan dimana penularan perilaku itu mengikuti suatu pola kebiasaan sehingga membentuk karakter dan kepribadian yang gema gemulai. Secara otomatis seseorang akan beradaptasi sesuai dengan lingkungan atau circle yang dimasukinya, lambat laun perilaku juga pasti berubah menyesuaikannya. Perilaku yang dilarang dan ditutup-tutupi lebih mudah menular dikarenakan munculnya ego, rasa penasaran serta keinginan untuk mencobanya anomali ini berangkat dari perkataan seorang filsuf yunani kuno "Plato"  humans behavior flows form three main sources : desire, emotion, and knowledge/ perilaku manusia mengalir dari tiga sumber utama yakni keinginan, emosi dan pengetahuan.
Pakar psikologi perilaku Albert Bandura mengadakan uji coba penelitian dengan melibatkan anak-anak yang takut anjing tapi justru diminta melihat anak-anak lain seumuran mereka sedang asyik bermain dengan anjing setiap harinya selama 20 menit. Hasilnya luar biasa 67% dari mereka yang tadinya takut anjing menjadi terlibat ikutan bermain dengan anjing hanya dalam waktu 4 hari. dan setelah 1 bulan seluruh anak telah terbebas dari rasa takut terhadap anjing. Hasil lain yang menakjubkan dari penelitiannya, anak yang awalnya takut menjadi berani dengan anjing hanya dengan melihat melalui tayangan video teman sebayannya yang bermain dengan anjing.
Dalam sudut pandang genetika Study ilmiah yang dilakukan secara khusus meneliti pengaruh genetika dan lingkungan terhadap perilaku seseorang, menemukan korelasi signifikan pada pembentukan dan perubahan karakter, kepribadian maupun kemampuan kognitif. Pakar genetika berkebangsaan Jepang Kazuo Murakami mengisahkan dalam bukunya "The miracle of DNA" bahwa dulunya dia hanya peneliti biasa hingga kemudian dia berpindah ke amerika bergaul dan terlibat dalam melakukan penelitian dengan para peneliti2 hebat, potensi dan pencapaian akademispun meningkat pesat, menurutnya gen potensial yang tadinya padam merespon, bereaksi berusaha bangkit untuk menyesuaikan dan mencocokan dirinya dengan teman-teman peneliti yang lain. Sebab genetik bersifat dinamis dan fleksibel, memiliki fitur saklar On/Off, kapan saja bisa nyala dan padam tergantung aktivasi rangsangan dari lingkungan. Jika lingkungan baik, positif dan dinamis maka seseorang berpotensi yang sama begitupun sebaliknya, berkumpul dan bergaul dengan lingkungan yang buruk pemalas, penggosip, dan perilaku-perilaku destruktif lainnya maka tanpa sadar menggerakkan seseorang memiliki kencendrungan dan minat yang sama.
Penelitian mengungkapkan  jika di usia 13 tahun kita bergaul dengan orang intelektual maka pada rentang usia 14-15 kita akan menjadi intelektual berikutnya, pepatah barat mengatakan "birds of a feather flock together" (orang-orang yang memiliki kesamaan sifat atau kebiasaan akan saling berkumpul). Hal ini juga diungkapkan Imam syafiih dalam syairnya "anil Mar-i la Tas-al fasal qorinahu fakullu Qorinin bil mukorini yaktadi" (Janganlah bertanya sesuatu tentang seseorang tapi langsung tanyakan pada temannya karena sesungguhnya seseorang itu terlukiskan siapa yang menjadi temannya). Pepatah itu dikuatkan dengan sabda Nabi SAW . . : " (ruh-ruh itu bagikan gerombolan pasukan yang terhimpun dalam kesatuan. Jika saling mengenal mereka akan bersatu, dan jika saling merasa asing maka akan berpisah) artinya setiap orang hanya akan tertarik dengan orang yang memiliki kualitas yang sama dengan dirinya dan akan saling menghindari jika tidak memiliki kecocokan satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun