Mohon tunggu...
Zainab Hikmawati
Zainab Hikmawati Mohon Tunggu... -

seorang cewek yang perlu belajar lebih banyak lagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengukur Tingkat Intelegensi Yuk!!!

31 Oktober 2014   01:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:06 8129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Salah satu keunikan manusia dapat dilihat dari tingkat inteligensi yang dimiliki individu, yaitu tentang kecepatan dan kemampuan individu dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Terhadap individu yang mampu dengan cepat memecahkan masalah (inteligensi tinggi), tetapi terdapat juga yang lambat, bahkan mungkin tidak dapat memecahkan masalahnya. Hal ini berarti bahwa tingkat inteligensi berbeda-beda untuk setiap individu.

Menurut Terman yang dikutip oleh Sukardi (1997), inteligensi adalah kemampuan berpikir abstrak. Menurut Binet dalam Winkel (1987), inteligensi adalah kemampuan menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan bersikap kritis terhadap diri sendiri (Sunaryo,2004). David Wechler yang dikutip oleh Sarwono (2000) menyatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif .

Kecerdasaan Inteligensi (IQ)

Teori-teori inteligensi, antara lain :

a.Teori Spearman

Spearman dalam bukunya yang terkenal yaitu The Abilities of Man (1972), mengelompokan inteligensi berdasarkan teori-teori yang bersifat spekulatif dan filsafat itu menjadi tiga kelompok berikut.

1)Inteligensi umum

Ada tiga contoh konsep mengenai inteligensi umum yang sering disebut-sebut orang, yaitu pendapat Ebbinghaus, Terman, dan Thorndike. Ebbinghaus mendefinisikan inteligensi itu sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi. Terman memberi definisi inteligensi sebagai kemampuan untuk berpikir abstrak, sedangkan Thorndike memberi definisi inteligensi sebagai hal yang dapat dinilai sebagai kemampuan untuk menentukan ketidaklengkapan kemungkinan-kemungkinan dalam perjuangan hidup individu.

2)Inteligensi khusus

Inteligensi sebagai kesatuan daya-daya jiwa yang formal. Walaupun secara konsepsional teori psikologi itu telah ditinggalkan orang, namun pengaruh aliran tersebut sampai kini masih terasa. Konsep-konsep daya mengenai inteligensi ini dapat dikatakan merupakan kelanjutan dari pengaruh psikologi daya. Jadi menurut teori ini inteligensi adalah kesatuan (integrasi) daya-daya jiwa yang khusus. Karena itu pengukuran inteligensi juga dapat ditempuh dengan cara mengukur daya-daya jiwa khusus itu, misalnya daya mengamati, daya memproduksi, daya berpikir, dan sebaginya.

3)Inteligensi sebagai akumulasi daya-daya jiwa khusus

Teori yang menganggap inteligensi sebagai taraf umum daya-daya khusus ini timbul dari keyakinan bahwa apa yang diselidiki dengan tes inteligensi itu adalah inteligensi umum yang mewakili daya-daya khusus.

(sumber: Prof. Dr. Soekidjo Natoatmodjo. S.K.M., M.Com.H. dalam bukunya Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku hal. 179-180, 2012).

Faktor-Faktor Yang Menentukan Inteligensi

Terdapat tiga faktor penting yang mentuakan inteligensi (Sunaryo,2004) yaitu herediter, kematangan, dan pembentukan.

1.Herediter (pembawaan)

Merupakan faktor penting dan utama (misalnya, para peserta ujian masing-masing dengan menggunakan soal yang sama, materi yanng sama, dan waktu yang sama menunjukan kecepatan penyelesaian dan hasil atau nilai ujian yang berbeda). Hal ini diduga berhubungan dengan faktor pembawaan atau keturunan.

2.Kematangan

Menyangkut pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis yang dipengaruhui faktor internal (misalnya, adanya variasi kemampuan yang dimiliki anak SD,SLTP).

3.Pembentukan

Merupakan perkembangan individu yang dipengaruhi faktor lingkungan. Sebagai contoh, anak yang normal dan berumur 8 tahun, pada umumnya telah mampu membaca dan menulis. Akan tetapi, apakah semua anak normal dan berumur 8 tahun sudah dapat membaca dan menulis ? karena tidak dibentuk oleh lingkungan (misalnya tidak ada yang mengajari, tidak sekolah, atau hidup didaerah terpencil), anak akan mengalami kesulitan membaca dan menulis.

Pengukuran Inteligensi

Pengukuran inteligensi pada dasarnya dilakukan dengan cara membandingkan individu yang dites dengan norma tertentu. Umumnya, norma yang dipakai adalah inteligensi kelompok sebaya. Kelompok ini ditentukan berdasarkan umur individu lain yang jumlahnya besar sekali yang sebaya dengannya. Menurut Binet seperti dikutip oleh Sunaryo (2004), cara untuk mengetahui intelligence quotient (IQ) seseorang adalah dengan membandingkan antara umur kecerdasan (mental age/MA) dan umur kalender (chronological age/CA) yang dirumuskan sebagai berikut.

Rumus :

IQ = MA x 100 / CA

Keterangan :

MA (mental age) diperoleh dari hasil tes inteligensi; CA (chronological age) diperoleh dari tanggal kelahiran individu yang diukur.

Contoh perhitungan tingkat inteligensi

Alya berumur 8 tahun (umur kalender/CA). Setelah dites inteligensi, ternyata ia dapat mengerjakan soal-soal untuk anak yang berumur 11 tahun. Jadi, IQ Alya adalah 11/8 X 100 = 137,5

Tabel Nilai dan Deskripsi Tingkat Kecerdasan

Tingkat IQ

Deskripsi

> 140

130-139

120-129

110-119

100-109

90-99

80-89

70-79

60-69

50-59

40-49

<20

Genius

Sangat Superior

Superior

Cerdas

Normal Tinggi

Normal Rendah

Bodoh

Inferior

Feeblimended (ciri: bodoh dan bebal)

Moran/Debil (ciri: tolol)

Imbecile (ciri: dungu)

Idiot (ciri: pandir)

Pengaruh Usia Terhadap Perkembangan Inteligensi

Menurut Serebriakoff dan Langer (2001), hasil tes relatif sama sepanjang pertumbuhannya. Semakin tinggi usia atau semakin matang individu, IQ semakin stabil (Sunaryo, 2004). Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

1.Tes inteligensi harus disesuaikan (diadaptasikan) terlebih dahulu dengan lingkungan kebudayaan setempat.

2.Tes hanya cocok untuk tingkah laku rasional atas dasar tujuan, yang berati tidak cocok untuk semua jenis tingkah laku menjadi empat macam, meliputi hal-hal sebagai berikut:

üTingkah laku efektif.

üTingkah laku tradisional.

üTingkah laku rasional berdasarkan nilai-nilai.

üTingkah laku rasional berdasarkan tujuan.

3.Tes hanya untuk orang yang mempunyai sifat menerima tanpa kritik apa yang dirumuskan dalam tes dan mempunyai dorongan bersaing yang besar.

4.Inteligensi tidak hanya bergantung pada pembawaan, tetapi dipengaruhi sosial ekonomi.

(sumber: Heri D. J. Maulana, S.Sos, M.Kes, Promosi Kesehatan, hal.215-219, 2012).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun