Kita mungkin termasuk orang pintar,..tapi ingatlah, syetan itu lebih pintar,..kita mempelajari berbagai ilmu,..tidak hanya ilmu akherat, tapi juga ilmu dunia, ilmu survival. Sedang waktu yang diberikan untuk riset dan pelaksanaan bagi umat Muhammad seperti kita paling-paling jatahnya sekitar 60 tahun. Disamping itu kita juga hidup dan mati.
Sedangkan syetan?,..syetan hanya butuh satu ilmu dalam hidup mereka, yaitu ”menjerumuskan manusia”. Dan waktu serta kesempatan yang diberikan Alloh untuk memikirkan strategi, melakukan penilitian, hingga uji coba dalam menggoda cucu Adam juga tidak sedikit,..hingga hari akhir. Disamping itu syetan berkembang biak tapi tidak mati,..sehingga jumlah mereka makin hari makin bertambah.
Dengan perbandingan diatas,..pantaslah jika penulis katakan,..jika kita hanya menggunakan akal dan fikiran saja kita, sudah pasti kita akan kalah (melawan syetan)..jangan heran bila beberapa ulama menjauhi filsafat,..karena syetan mudah sekali masuk lewat “terbolak-baliknya kata”.
Sekarang coba bayangkan, sehebat-hebatnya manusia, bisakah dia melawan studi nalar yang dilakukan sejak nenek moyang mereka??...sedangkan mereka tidak terlihat dan selalu berbisik-bisik dalam dada kita?
Sesuai khutbah menjelang Romadhon dari Nabi Muhammad saw : “Sesungguhnya pada bulan romadhon pintu-pintu syurga dibukakan bagimu, maka mintalah supaya Alloh tidak pernah menutupnya bagimu, dan pintu-pintu neraka tertutup, maka mintalah supaya Alloh tidak pernah membukanya untukmu, dan syetan-syetan terbelenggu, maka mintalah supaya mereka tidak lagi menguasaimu”.
Mengingat kehebatan dan kekhusyukan syetan dalam usaha menjerumuskan kita,..inilah saat yang tepat untuk memohon perlindungan Tuhan dari jalan yang sesat,..boleh jadi kita merasa benar, tapi sesungguhnya kita telah disesatkan secara halus oleh syetan?,..hanya Alloh yang tahu dan Alloh berjanji selama nyawa belum berada diujung tenggorokan, selama itu pula….Alloh menerima tobat nasuha…(semoga Alloh mengampuni dosa penulis, kompasioner dan umat islam seluruhnya…amien)
Sabda Nabi, “ Orang yang bijaksana adalah orang yang memeriksa dirinya dan beramal bagi kehidupan sesudah mati, sedangkan orang dungu adalah yang membiarkan dirinya mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Alloh.”
Jika engkau katakan ,”Dimana letak harapan?”
Kami jawab : “Sesungguhnya harapan dan rasa takut itu ada dua ayarat dan masing-masing ada tempatnya”
Pertama : mengharapkan ampunan bagi dirinya dengan tobat ketika ia menganggap jauh hal itu karena banyaknya dosa dan petunjuk syetan dengan melakukan tipu daya dan membuat putus asa
Kedua:mengharapkan bagi dirinya kenikmatan Firdaus dan derajad yang tinggi sebagaimana disebutkan dalam kabar-kabar supaya ia tidak membatasi diri pada amalan-amalan yang wajib.
Dari uraian diatas sobat,..yuks..mulai hari ini…“JANGAN REMEHKAN SYETAN!!!”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H