Hubungan Persepsi dengan Pengambilan Keputusan Individu dalam Organisasi
Oleh : Zaimatul Hilaliah/ Mahasiswa MPI/ S2 PPs. UIN Sunan Gunung Djati Bandung
     Persepsi merupakan proses kognitif yang memengaruhi bagaimana individu memahami, menafsirkan, dan merespons situasi di lingkungan organisasi.Â
Dalam konteks organisasi, persepsi sangat penting karena menjadi dasar bagi pengambilan keputusan, yang melibatkan analisis informasi, evaluasi alternatif, dan pemilihan tindakan. Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor internal seperti pengalaman, kepribadian, dan nilai, serta faktor eksternal seperti lingkungan sosial dan budaya (Robbins & Judge, 2017).
 Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan pemahaman terhadap dinamika persepsi, terutama untuk menghindari distorsi yang dapat mengarah pada keputusan yang tidak optimal (Simon, 1979). Materi ini membahas hubungan persepsi dengan pengambilan keputusan untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
Pertama: Â Keputusan merupakan proses penting dalam kehidupan individu, terutama ketika dihadapkan pada dua atau lebih pilihan atau alternatif. Setiap keputusan yang diambil akan memengaruhi langkah selanjutnya dan dampaknya dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam konteks perilaku organisasi, pengambilan keputusan memiliki peran krusial karena dapat menentukan keberhasilan individu maupun organisasi secara keseluruhan.Â
Proses ini melibatkan analisis yang matang, pertimbangan rasional, dan pemahaman terhadap konsekuensi yang mungkin timbul. Keputusan yang tepat dapat meningkatkan efektivitas kerja, memperkuat kolaborasi tim, serta menciptakan lingkungan kerja yang produktif. Oleh karena itu, kemampuan mengambil keputusan yang baik menjadi salah satu kompetensi utama yang harus dikembangkan dalam perilaku organisasi.
Kedua: Â Setiap keputusan yang diambil melibatkan proses interpretasi dan evaluasi terhadap informasi yang diterima. Informasi ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti pengalaman pribadi, data empiris, opini orang lain, atau situasi di sekitar.Â
Proses pengambilan keputusan menjadi semakin kompleks karena tidak semua informasi yang diterima relevan, akurat, atau dapat dipercaya. Oleh karena itu, kemampuan untuk menyaring, memproses, dan menginterpretasikan informasi dengan cermat sangat penting. Â
Dalam konteks ini, berpikir kritis menjadi keterampilan utama yang diperlukan untuk meminimalkan bias dan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, individu mampu memilih alternatif yang paling sesuai dan strategis. Proses ini tidak hanya meningkatkan kualitas keputusan, tetapi juga mendukung keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan dan organisasi.
Ketiga: Proses pengambilan keputusan seringkali terjadi ketika seseorang dihadapkan pada suatu permasalahan yang memerlukan solusi. Dalam Islam, pentingnya mengambil keputusan dengan bijaksana diisyaratkan dalam Al-Qur'an, salah satunya pada surat Asy-Syu'ara ayat 38.Â
Ayat ini mengajarkan bahwa ketika menghadapi masalah, seorang individu dianjurkan untuk menghasilkan keputusan atau mengeluarkan pendapat yang didasari oleh kebijaksanaan dan pertimbangan matang. Islam juga menekankan pentingnya musyawarah sebagai salah satu cara untuk mencapai keputusan terbaik.Â
Melalui musyawarah, berbagai sudut pandang dapat dikumpulkan sehingga keputusan yang diambil lebih adil dan bermanfaat bagi semua pihak. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya tanggung jawab dalam proses pengambilan keputusan.
Natizah: Â Persepsi memengaruhi pengambilan keputusan melalui proses interpretasi dan evaluasi informasi. Dalam organisasi, memahami dinamika persepsi penting untuk menghasilkan keputusan yang bijaksana. Islam menekankan musyawarah sebagai cara mencapai keputusan adil dan bermanfaat bagi semua pihak.
*Tulisan ini disarikan dari bahan ajar Matakuliah Psikologi Organisasi/ Part 14/ Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Ahmad Rusdiana, Drs., MM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H