Masing-masing pecel tersebut memiliki ciri khas masing-masing yang berbeda antara satu dan lainya.
Sejarah Pecel Menurut Murdijati Gardjito, seorang pakar kuliner dari Universitas Gadjah Mada. Dari Babad Tanah Jawi, diketahui bahwa pecel awalnya berasal dari Yogyakarta. Kata pecel berasal dari istilah "dipecel" yang berarti diperas dan dibuang airnya.
Dalam Babad Tanah Jawi juga diceritakan tentang Ki Gede Pamanahan yang menyajikan pecel untuk Sunan Kalijaga. Suatu ketika di siang hari, Sunan Kalijaga bertemu dengan Ki Gede Pamanahan di tepi sungai. Ki Gede kemudian menyuguhkan suatu hidangan yang aneh, yang belum pernah dilihat oleh Sunan Kalijaga sebelumnya. Hal tersebut lantas membuat Sunan Kalijaga penasaran dan bertanya pada Ki Gede.
Ki Gede Pamanahan menjawab pertanyaan itu, "Puniko ron ingkang dipun pecel" yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti "ini adalah dedaunan atau sayuran yang telah direbus dan diperas airnya". Sejak saat itu, sajian tersebut dikenal dengan nama pecel.
Selain dihidangkan sayuran dengan bumbu kacang, pastikan Anda menyantapnya bersama nasi hangat dan hidangan pendukung lainnya. Umumnya, nasi pecel terasa lebih lezat jika disajikan dengan tempe mendoan, tempe bacem, telur, dan jangan lupa peyek kacang atau kerupuk gendar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H