Belajar dari pengalaman masyarakat sekitar Candi Borobudur, kita memiliki potensi obyek dan potensi karakter lokal yang mendukung untuk memajukan Bangsa Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Selain Candi Borobudur, Indonesia memiliki banyak sekali objek wisata berupa bangunan atau situs bersejarah, wisata alam tropis dan wisata bahari yang dapat menjadi unggulan pariwisata dunia.
Sementara, potensi bibit-bibit “bersih dan senyum” yang sudah dipraktekkan secara lokal di berbagai daerah dapat ditumbuhkembangkan sebagai karakter bangsa, salah satunya melalui Gerakan Budaya Bersih Senyum (GBBS). Apalagi, sekarang ini pemerintah berkonsentrasi untuk membangun infrastruktur-infrastruktur pendukung, misal : jalan, rel kereta api, stasiun, bandara dan pelabuhan-pelabuhan baru.
Negeri kita harus “Bersih Tersenyum”. Jika bersih dan senyum sudah menjadi budaya masyarakat, maka Indonesia akan menjadi "magnet dunia". Warga negara asing akan tertarik untuk datang, tinggal, bahkan menetap di Indonesia, baik dalam rangka berdagang, berinvestasi, bekerja, belajar atau berwisata. Dampak positifnya adalah menumbuhkan perekonomian lokal, memajukan perekonomian nasional dan meningkatkan penerimaan devisa negara. Dalam kontek geostrategis, Budaya “Bersih dan Senyum” merupakan landasan kuat untuk mencapai Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Ini bukan hal yang mustahil, namun sebuah keniscayaan kedepan.*
Bahan Rujukan :
http://travel.kompas.com/read/2015/07/27/185200327/Sampah.di.Candi.Borobudur.Meningkat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H