Meskipun memiliki nilai budaya yang tinggi, Kuda Lumping dihadapkan pada sejumlah tantangan akibat perkembangan IPTEK:
Perubahan Gaya Hidup: Perubahan gaya hidup masyarakat modern mengakibatkan menurunnya minat terhadap seni tradisional seperti Kuda Lumping. Generasi muda cenderung lebih tertarik pada hiburan yang bersifat digital dan modern.
  Persaingan dengan Hiburan Modern: Pesatnya perkembangan media digital dan hiburan modern seperti televisi, internet, dan game online menggeser peran Kuda Lumping dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Hal ini mengakibatkan berkurangnya panggung pertunjukan dan pendanaan bagi kelompok seni tradisional.
  Pengaruh Globalisasi: Globalisasi membawa budaya luar yang cenderung menggeser dan merusak keberlangsungan kebudayaan lokal, termasuk seni tradisional seperti Kuda Lumping.
  Keterbatasan Akses dan Pendidikan: Kendala akses terhadap pendidikan dan pelatihan formal juga menjadi faktor yang mempengaruhi keberlangsungan Kuda Lumping. Kurangnya dukungan dan investasi dalam pendidikan seni tradisional juga dapat menghambat generasi muda untuk memahami dan mewarisi keahlian tersebut.
  Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan Kuda Lumping tetap harus dilakukan:
  Peningkatan Kesadaran dan Apresiasi Masyarakat: Mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya melestarikan dan menghargai seni tradisional seperti Kuda Lumping.
  Pendanaan dan Dukungan Pemerintah: Pemerintah perlu memberikan dukungan dan insentif bagi kelompok seni tradisional untuk mengadakan pertunjukan, pelatihan, dan promosi Kuda Lumping.
 Kolaborasi dengan IPTEK: Memanfaatkan teknologi modern seperti media sosial dan platform digital untuk mempromosikan Kuda Lumping kepada khalayak yang lebih luas, serta memanfaatkan teknologi dalam pengembangan koreografi dan produksi pertunjukan.
Pelestarian Warisan Budaya: Melalui pengumpulan, dokumentasi, dan penelitian tentang Kuda Lumping, kita dapat memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan terkait seni ini tetap hidup dan terus ditransmisikan kepada generasi mendatang.
  Dengan upaya bersama dari berbagai pihak, kita dapat memastikan bahwa kearifan lokal seperti Kuda Lumping tetap menjadi bagian yang integral dari identitas budaya Jawa Barat, sambil tetap relevan dan berdampingan dengan perkembangan IPTEK.