Keadaan pandemi COVID-19 yang tidak kunjung usai hingga sudah 1 tahun COVID-19 berada di tengah-tengah kita. Disisi lain sikap dan perilaku masyarakat terkait pencegahan COVID-19 mulai menurun sehingga dapat menjadi risiko yang menyebabkan kasus COVID-19 kian meningkat.Â
Pandemi COVID-19 yang muncul pertama kali di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sampai saat ini selalu bertambah kasus-kasus baru hingga sudah hampir menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia.Â
Provinsi DKI Jakarta selalu menjadi wilayah yang memiliki angka kasus positif tertinggi dan disamping itu Provinsi Banten juga memiliki angka kasus positif yang cukup tinggi hingga hampir menyamai provinsi DKI Jakarta. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki angka pertambahan kasus konfirmasi cukup tinggi.
Pemerintah pusat maupun daerah sudah terus berupaya dalam penanggulangan dan pencegahan COVID-19 dengan mengeluarkan kebijakan penerapan 3M dan Pembatasan Sosial. Namun, dukungan dari masyarakat harus terus dilakukan untuk mencapai tujuan dari kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah.
Oleh karena itu, diperlukannya keaktifan dari masyarakat terutama kepada tokoh-tokoh yang memiliki wewenang di masyarakat untuk dapat berjuang bersama dalam menanggulangi dan mencegah kasus COVID-19 agar tidak terus meningkat. Kegiatan ini dapat dinamakan sebagai Pelibatan Akar Rumput COVID-19 (PARC-19) dimana berfokus pada Akar Rumput atau pihak Ketua RW, RT, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Karang Taruna, Kader Kesehatan, dan sebagainya yang memiliki wewenang untuk mengajak masyarakat bergerak aktif dalam melakukan suatu langkah penanggulangan dan pencegahan COVID-19.
Di setiap wilayah pasti sudah memiliki Tim Satuan Tugas COVID-19 (Satgas COVID-19) di tingkat RWnya masing-masing, tapi di beberapa wilayah masih ada kendala dalam pelaksanaan tugas dari Tim Satgas COVID-19 diantaranya sumber daya yang terbatas serta peranan dari Satgas COVID-19 yang belum dipahami secara baik.Â
Dari hal tersebut, kami sebagai mahasiswa memberikan suatu solusi terhadap kendala yang dialami oleh Tim Satgas COVID-19 terutama di RW 08 Kelurahan Pondok Benda. Kami mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melaksanakan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di Kelurahan Pondok Benda telah berkoordinasi dengan pihak RW setempat untuk membantu Satgas COVID-19 di RW 08 dalam menguatkan peran Satgas COVID-19.
"Kita perlu bergerak dari yang paling bawah (di tingkat RW) karena di setiap RW memiliki kemampuan dan sumber daya yang dapat diandalkan sebagai modal untuk menghadapi COVID-19" imbuh Ibu Meliana Sari selaku Dosen Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta.
Kami menggandeng Ketua RW sekaligus Ketua Satgas COVID-19 di tingkat RW beserta pengurus RT, Kader Kesehatan, dan Karang Taruna untuk berperan aktif di Tim Satgas COVID-19 RW 08 dalam penanggulangan dan pencegahan COVID-19. Penguatan peran Tim Satgas COVID-19 RW 08 juga sudah diketahui oleh Kelurahan dan Puskesmas Pondok Benda. Selain itu, kami melaksanakan kegiatan Pelatihan kepada Tim Satgas COVID-19 terkait peran Satgas COVID-19 dalam penerapan protokol kesehatan (3M) di tempat umum, isolasi mandiri pada warga yang dinyatakan positif atau setelah bepergian, dan mitigasi dampak sosial ekonomi kepada warga yang terdampak dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada Tim Satgas COVID-19.
Bapak Saman selaku Ketua RW 08 berpesan bahwa "Peran serta masyarakat dengan Satgas COVID-19 harus selalu bersinergi bersama untuk bisa membangun kepercayaan diri masyarakat bahwa mereka bisa menanggulangi dampak COVID-19 serta mengurangi rasa khawatir masyarakat untuk tetap melakukan pencegahan COVID-19"