Mohon tunggu...
Nur Zaida
Nur Zaida Mohon Tunggu... Dosen - Pengawas Sekolah Menengah Pertama Kota Semarang

Saya adalah seorang ASN dan saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan mendampingi sekolah-sekolah yang beragam di kota Semarang tercinta ini. Karenanya saya berusaha memberikan layanan yang terbaik bagi sekolah-sekolah tersebut dengan cara mendampingi sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan membangun komunikasi serta hubungan baik dengan kepala sekolah dan guru-guru di wilayah dampingan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Pendampingan Sekolah dengan Strategi Clustering dan Coaching serta Optimalisasi Komunitas Belajar

29 Oktober 2024   21:20 Diperbarui: 29 Oktober 2024   21:37 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Nur Zaida, M.Pd, (pertama dari kiri) bersama sejumlah perwakilan sekolah saat metode clustering diterapkan. (Istimewa)

  Channel Youtube Penulis untuk media pendampingan dan berbagi praktik baik.
  Channel Youtube Penulis untuk media pendampingan dan berbagi praktik baik.

Kami pengawas di kota Semarang sangat beruntung bahwa kami memiliki budaya sinau bareng yang kami laksanakan setiap Jumat. Pertimbangan pelaksanaan pada hari Jumat adalah karena hari tersebut hari pendek sehingga untuk melakukan kunjungan ke sekolah juga terbatas waktunya. Kami memanfaatkan Jumat itu untuk refleksi dan mengevaluasi kegiatan pendampingan yang kita lakukan. Dalam kegiatan ini saya membagikan pengalaman dan sekaligus juga mendapatkan masukan yang sangat berarti bagi keberlangsungan strategi pendampingan yang saya laksanakan. Diskusi menjadi menarik karena kondisinya nyata dan sedang berjalan, misalnya pada saat pertemuan ke dua kombel saya mengamati bahwa yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber hanya itu-itu saja. Saya sampaikan hal tersebut kepada rekan-rekan dan setelah berdiskusi, dan dari masukan pengawas yang lebih senior ada masukan untuk mencoba moderator jangan dari peserta tapi dari pengawas sehingga bisa memancing kepala sekolah yang enggan mengajukan pertanyaan atau agak suasana cair ada door prize dengan pertanyaan yang receh saja supaya suasana menjadi gembira.  Pada intinya evaluasi selalu saya lakukan untuk memperbaiki kinerja saya dalam melayani sekolah.

Refleksi Hasil dan Dampak Inovasi Pendampingan Sekolah dengan Strategi Double C dan Optimalisasi Komunitas Belajar

Inovasi pendampingan dengan strategi Double C (Clustering dan Coaching) dan optimalisasi Komunitas Belajar terbukti membawa dampak yang signifikan dalam mendukung tugas saya sebagai pengawas dalam menangani jumlah sekolah yang besar. Salah satu contoh konkritnya adalah biasanya sekolah-sekolah mengumpulkan dokumen KSP setelah awal tahun ajaran terlalui, biasanya akhir Juli, akhir Agustus bahkan ada yang pada bulan Januari baru mengumpulkan. Namun setelah program ini saya laksanakan, sebanyak 30 dari 35 sekolah mengumpulkan pada bulan Juli.

Strategi ini terbukti efektif karena mengatasi beban kerja yang tinggi akibat jumlah sekolah dampingan yang banyak. Clustering mempermudah pengawasan dengan diskusi kelompok kecil, yang memungkinkan interaksi lebih mendalam. Kepala sekolah yang sebelumnya kurang percaya diri dapat lebih berani berbicara dan berbagi kendala mereka dalam forum yang lebih kecil. Coaching juga efektif dalam membantu sekolah yang membutuhkan bimbingan lebih intens terkait isu spesifik seperti branding sekolah atau pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kombinasi kedua pendekatan ini memampukan pengawas untuk memberikan dukungan yang lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan. Masalah-masalah yang muncul di sekolah dapat dengan segera didiskusikan dan diambil langkah pemecahannya sehingga tidak berlarut dan merugikan siswa. Termasuk dalam hal ini adalah penanganan terhadap miskonsepsi implementasi kurikulum Merdeka dapat segera diluruskan.

Respon dari kepala sekolah dan guru terhadap praktik pendampingan ini sangat positif. Mereka merasa bahwa metode pendampingan yang dilakukan relevan dengan kebutuhan mereka. Keinginan kepala sekolah untuk melakukan pertemuan luring dalam Komunitas Belajar juga menunjukkan bahwa mereka menghargai kualitas interaksi langsung yang lebih mendalam dan fokus.

Salah satu pelajaran penting yang bisa saya petik dari inovasi ini adalah pentingnya fleksibilitas dalam metode pendampingan. Menggabungkan pendekatan clustering dan coaching memungkinkan pengawas untuk menyesuaikan strategi sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah yang berbeda. Penggunaan teknologi dalam pendampingan seperti Kahoot dan YouTube juga memperkaya proses pembelajaran. Komunitas Belajar yang terbentuk menjadi ruang yang efektif untuk berbagi praktik baik dan saling menginspirasi. Implementasi strategi ini menunjukkan bahwa kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pihak—pengawas, kepala sekolah, dan guru—menjadi kunci dalam kesuksesan inovasi pendampingan.

Penutup

Secara keseluruhan, inovasi ini memberikan dampak positif dalam mendukung peningkatan kualitas layanan pengawasan sekolah, menciptakan efektivitas yang lebih besar dalam menghadapi keterbatasan jumlah pengawas. Namun demikian, masih banyak peluang yang bisa dilakukan oleh penulis secara kolaboratif dengan dinas pendidikan dan satuan pendidikan terkait hal ini, misalnya dengan mendorong publikasi hasil kegiatan baik melalui PMM maupun media cetak sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak pihak lagi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun